Kaidah 2
Apabila ada و atau ي terletak pada kalimah fi’il dan huruf sebelum و atau ي tersebut adalah huruf shohih yang mati maka harokatnya harus dipidah kepada huruf sebelumnya.
Contoh I’lal :
يَقُومُ asalnya يَقْوُمُ mengikuti wazan يَفْعُلُ
harokat و dipindahkan kepada huruf sebelumnya karena و terletak pada fi'il mudhori' dan huruf sebelumnya adalah huruf shohih yang mati. Sehingga lafadz يَقْوُمُ berubah menjadi يَقُومُ
Selasa, 15 Juni 2010
Kaidah 1
Kaidah 1
Apabila ada و atau ي yang berharokat jatuh setelahnya harokat fathah maka و atau ي tersebut harus digani dengan alif.
Contoh I’lal:
Lafadz قَالَ asalnya قَوَلَ mengikuti wazan فَعَلَ
Pada lafadz قَوَلَ terdapat و yang berharokat dan jatuh setelahnya harokat fathah maka و harus diganti dengan alif. Sehingga lafadz قَوَلَ berubah menjadi قَالَ .
Apabila ada و atau ي yang berharokat jatuh setelahnya harokat fathah maka و atau ي tersebut harus digani dengan alif.
Contoh I’lal:
Lafadz قَالَ asalnya قَوَلَ mengikuti wazan فَعَلَ
Pada lafadz قَوَلَ terdapat و yang berharokat dan jatuh setelahnya harokat fathah maka و harus diganti dengan alif. Sehingga lafadz قَوَلَ berubah menjadi قَالَ .
Minggu, 13 Juni 2010
FI'IL
FI’IL (KATA KERJA)
Waktu lampau (fi’il madhi) قَرَأَ ( Dia telah membaca)
Waktu sekarang dan akan datang ( fi’il mudhori’) يَقْرَأُ ( Dia sedang membaca)
Waktu sekarang (fi’il amar) إِقْرَأْ ( Bacalah..!)
Sebelum membahas lebih jauh tentang kata kerja, perhatikan terlebih dahulu bagan Fi’il berikut
1. Fi’il Madhi
Adalah kata kerja yang menunjukkan arti lampau/past tense.
Contoh :
كَتَبَ زَيْدٌُ (Zaid telah menulis)
قَرَأَ مُحَمَّدٌُ الْكِتاَبَ (Muhammad telah membaca buku)
Fi’il madhi bersifat mabni yaitu mabni fathah ( Huruf terakhirnya selalu berharokat fathah) sebagaimana contoh diatas.
Kecuali :
a. Apabila bertemu dengan و jamak maka bermabni dhommah seperti pada contoh كَتَبُوْا ( huruf ب berharokat dhommah karena bertemu dengan و jamak).
b. Apabila bertemu dengan dhomir mutaharrik mahal rofa’ maka bermabni sukun. Dhomir mutaharrik mahal rofa’ adalah kata ganti yang berposisi sebagai subyek.
Untuk lebih jelasnya perhatikan macam-macam fi’il madhi berdasarkan dhomir (pelakunya).
2. Fi’il Mudhori’
Adalah kata kerja yang menunjukkan arti sekarang dan akan datang/present dan future.
Huruf awal fi’il mudhori’ adalah salah satu dari huruf ت ,ي ,ن ,ا .
Contoh : اَفْعُلُ , يَفْعُلُ , تَفْعُلُ , نَفْعُلُ
يَجْلِسُ مُحَمَّدٌُ (Muhammd sedang duduk)
اَناَ لَنْ يَجْلِسَ ( Saya tidak akan duduk)
هُوَ لَمْ يَجْلِسْ ( Dia tidak sedang duduk)
Perhatikan ketiga contoh fi’il mudhori’ di atas. Harokat akhir ketiganya berubah-ubah sesuai denga ‘amil yang memasukinya.
3. Fi’il Amar.
Adalah kata kerja yang menunjukkan arti perintah melaksakan sesuatu.
Fi’il amar bersifat mabni yaitu mabni sukun untuk kata kerja yang huruf akhinya shohih (huruf hijaiyah selain ي ا و ). Dan bermabni hadzfi harfil ‘illat (membuang huruf ‘illat) apabila huruf akhirnya berupa huruf ‘illat (ي ا و ).
Contoh :
إِجْلِسْ ( duduklah), إِقْرَأْ ( Bacalah), أُغْزُ (Berperanglah)
Perhatikan ke-3 contoh diatas. Contoh 1 dan 2 bebmabni sukun karena huruf akhirnya adalah huruf shohih. Sedangkan contoh ke-3 bermabni membuang huruf ‘illat karena huruf akhirnya adalah huruf ‘illat yaitu و. Jadi أُغْزُ itu asalnya adalah أُغْزُوْ mengikuti wazan أُفْعُلْ .
Mungkin kita sudah sangat mengerti tentang apa itu kata kerja yang dalam bahasa arab disebut sebagai fi’il. Fi’il atau kata kerja adalah kata yang mengandung waktu yaitu waktu lampau (past), sekarang (present) dan akan datang (future). Selain mengandung waktu sebuah kata kerja juga dicirikan dengan memiliki pelaku baik orang pertama, kedua ataupun ketiga.
Contoh : Waktu lampau (fi’il madhi) قَرَأَ ( Dia telah membaca)
Waktu sekarang dan akan datang ( fi’il mudhori’) يَقْرَأُ ( Dia sedang membaca)
Waktu sekarang (fi’il amar) إِقْرَأْ ( Bacalah..!)
Sebelum membahas lebih jauh tentang kata kerja, perhatikan terlebih dahulu bagan Fi’il berikut
1. Fi’il Madhi
Adalah kata kerja yang menunjukkan arti lampau/past tense.
Contoh :
كَتَبَ زَيْدٌُ (Zaid telah menulis)
قَرَأَ مُحَمَّدٌُ الْكِتاَبَ (Muhammad telah membaca buku)
Fi’il madhi bersifat mabni yaitu mabni fathah ( Huruf terakhirnya selalu berharokat fathah) sebagaimana contoh diatas.
Kecuali :
a. Apabila bertemu dengan و jamak maka bermabni dhommah seperti pada contoh كَتَبُوْا ( huruf ب berharokat dhommah karena bertemu dengan و jamak).
b. Apabila bertemu dengan dhomir mutaharrik mahal rofa’ maka bermabni sukun. Dhomir mutaharrik mahal rofa’ adalah kata ganti yang berposisi sebagai subyek.
Untuk lebih jelasnya perhatikan macam-macam fi’il madhi berdasarkan dhomir (pelakunya).
2. Fi’il Mudhori’
Adalah kata kerja yang menunjukkan arti sekarang dan akan datang/present dan future.
Huruf awal fi’il mudhori’ adalah salah satu dari huruf ت ,ي ,ن ,ا .
Contoh : اَفْعُلُ , يَفْعُلُ , تَفْعُلُ , نَفْعُلُ
Perbedaan dari ke-4 contoh fi’il mudhori’ di atas adalah terletak pada pelakunya.
Berbeda dengan fi’il madhi, fi’il mudhori’ adalah bersifat mu’rob. Artinya harokat akhir fi’il mudhori’ bias berubah-ubah tergantung pada ‘amil yang memasukinya.
Contoh :
Berbeda dengan fi’il madhi, fi’il mudhori’ adalah bersifat mu’rob. Artinya harokat akhir fi’il mudhori’ bias berubah-ubah tergantung pada ‘amil yang memasukinya.
Contoh :
يَجْلِسُ مُحَمَّدٌُ (Muhammd sedang duduk)
اَناَ لَنْ يَجْلِسَ ( Saya tidak akan duduk)
هُوَ لَمْ يَجْلِسْ ( Dia tidak sedang duduk)
Perhatikan ketiga contoh fi’il mudhori’ di atas. Harokat akhir ketiganya berubah-ubah sesuai denga ‘amil yang memasukinya.
3. Fi’il Amar.
Adalah kata kerja yang menunjukkan arti perintah melaksakan sesuatu.
Fi’il amar bersifat mabni yaitu mabni sukun untuk kata kerja yang huruf akhinya shohih (huruf hijaiyah selain ي ا و ). Dan bermabni hadzfi harfil ‘illat (membuang huruf ‘illat) apabila huruf akhirnya berupa huruf ‘illat (ي ا و ).
Contoh :
إِجْلِسْ ( duduklah), إِقْرَأْ ( Bacalah), أُغْزُ (Berperanglah)
Perhatikan ke-3 contoh diatas. Contoh 1 dan 2 bebmabni sukun karena huruf akhirnya adalah huruf shohih. Sedangkan contoh ke-3 bermabni membuang huruf ‘illat karena huruf akhirnya adalah huruf ‘illat yaitu و. Jadi أُغْزُ itu asalnya adalah أُغْزُوْ mengikuti wazan أُفْعُلْ .
ISIM BERDASARKAN KEJELASANNYA
Berdasarkan kejelasannya, isim terbagi menjadi 2 macam yaitu :
1. ISIM NAKIROH
Adalah isim yang menunjukkan makna umum atau belum jelas kekhususannya. Dengan kata lain bahwa isim tersebut belum pasti/tertentu atau dapat menimbulkan pertanyaan “…yang mana?”
Contoh : رَجُلٌُ ( Orang laki-laki), وَلَدٌُ ( Seorang anak laki-laki), اُسْتاَذٌُ (Pak Guru), كِتاَبٌُ (Buku)
Ciri dari isim nakiroh adalah keberadaan tanwin dan ketiadaan alif lam sebagaimana contoh diatas.
Adakah isim nakiroh yang tidak bertanwin dan tidak ber-alif lam? Jawabnya ada. Yaitu Isim Mustanna dan Jamak Mudzakar Salim. (Bisa dilihat pada bab pembagian isim berdasarkan bilangannya)
Contoh : رَجُلاَنِ ( dua orang laki-laki), رَجُلُوْنَ (orang-orang laki-laki)
2. ISIM MA’RIFAT
Adalah isim yang menunjukkan makna khusus atau sudah jelas kekhususannya. Dengan kata lain isim tersebut telah diketahui secara pasti/tertentu atau tidak lagi menimbulkan pertanyaan “… yang mana?”.
Contoh : الرََّجُلُ ( Orang laki-laki itu), اَلْوَلَدُ (Anak laki-laki itu ), مُحَمَّدٌُ (Nama orang)
Untuk lebih jelasnya dalam memahami perbedaan antara isim nakiroh dan isim ma’rifat, lihat table ini.
Sedangka isim-isim yang termasuk isim ma’rifat adalah :
1.Isim yang diawali dengan alif lam.
2.Isim Dhomir (Kata Ganti/Pronoun)
3.Isim Maushul (Kata Sambung)
4.Isim Isyaroh (Kata Tunjuk)
5.Isim yang diawali dengan huruf munada (huruf panggilan).
6.Isim ‘Alam ( Nama orang atau benda)
7.Isim nakiroh yang disandarkan pada isim ma’rifat
1. ISIM NAKIROH
Adalah isim yang menunjukkan makna umum atau belum jelas kekhususannya. Dengan kata lain bahwa isim tersebut belum pasti/tertentu atau dapat menimbulkan pertanyaan “…yang mana?”
Contoh : رَجُلٌُ ( Orang laki-laki), وَلَدٌُ ( Seorang anak laki-laki), اُسْتاَذٌُ (Pak Guru), كِتاَبٌُ (Buku)
Ciri dari isim nakiroh adalah keberadaan tanwin dan ketiadaan alif lam sebagaimana contoh diatas.
Adakah isim nakiroh yang tidak bertanwin dan tidak ber-alif lam? Jawabnya ada. Yaitu Isim Mustanna dan Jamak Mudzakar Salim. (Bisa dilihat pada bab pembagian isim berdasarkan bilangannya)
Contoh : رَجُلاَنِ ( dua orang laki-laki), رَجُلُوْنَ (orang-orang laki-laki)
2. ISIM MA’RIFAT
Adalah isim yang menunjukkan makna khusus atau sudah jelas kekhususannya. Dengan kata lain isim tersebut telah diketahui secara pasti/tertentu atau tidak lagi menimbulkan pertanyaan “… yang mana?”.
Contoh : الرََّجُلُ ( Orang laki-laki itu), اَلْوَلَدُ (Anak laki-laki itu ), مُحَمَّدٌُ (Nama orang)
Untuk lebih jelasnya dalam memahami perbedaan antara isim nakiroh dan isim ma’rifat, lihat table ini.
Sedangka isim-isim yang termasuk isim ma’rifat adalah :
1.Isim yang diawali dengan alif lam.
2.Isim Dhomir (Kata Ganti/Pronoun)
3.Isim Maushul (Kata Sambung)
4.Isim Isyaroh (Kata Tunjuk)
5.Isim yang diawali dengan huruf munada (huruf panggilan).
6.Isim ‘Alam ( Nama orang atau benda)
7.Isim nakiroh yang disandarkan pada isim ma’rifat
ISIM MA'RIFAT
ISIM MA’RIFAT
1. Isim yang diawali dengan alif lam.
Isim nakiroh apabila ditambah alif lam akan berubah menjadi isim ma’rifat.
Contoh : الرََّجُلُ ( Orang laki-laki itu), اَلْوَلَدُ (Anak laki-laki itu).
2. Isim Dhomir (Kata Ganti)
Dhamir atau "kata ganti" ialah Isim yang berfungsi untuk menggantikan atau mewakili penyebutan sesuatu/seseorang maupun sekelompok benda/orang.
Macam-macam isim dhomir yang lain dapat dilihat pada table berikut
Contoh:
يَرْحَمُ اْلأَوْلاَدَ أَحْمَدُ = Ahmad menyayangi anak-anak
هُوَ يَرْحَمُهُمْ = Dia menyayangi mereka
Pada contoh di atas, kata أَحْمَدُ diganti dengan هُوَ (=dia), sedangkan الأَوْلاَد (=anak-anak) diganti dengan هُمْ (=mereka).
Menurut fungsinya, isim dhomir digolongkan menjadi 2 yaitu :
1) DHAMIR RAFA'/MUTTASHIL ( yang berfungsi sebagai Subjek)
2) DHAMIR NASHAB/MUNFASHIL (yang berfungsi sebagai Objek)
3. Isim Maushul (Kata Sambung)
4. Isim Isyaroh (Kata Tunjuk)
هَذًا (ini, untuk mudzakar), هَذِهِ (ini, untuk muannast)
ذَالِكَ (itu, untuk mudzakar), تِلْكَ (itu, untuk muannast)
5. Munada
Adalah isim yang menjadi ma’rifat Karena kemasukan huruf panggilan (nida’)
Contoh : ياَ رَجُلُ (wahai laki-laki), ياَ اُسْتاَذُ (wahai guru)
6. Isim ‘Alam ( Nama orang atau benda)
Contoh : مُحَمَّدٌُ (Muhammad), مَكَّةَ (Kota Makkah), النِّيْلُ (Sungai Nil)
7. Isim nakiroh yang rangkai dengan isim ma’rifat
Kata قَلَمٌُ adalah isim nakiroh, tetapi menjadi ma’rifat karena dirangkai dengan dengan isim ma’rifat yaituمُحَمَّدٍِ (isim ‘alam) dan kata هُ (isim dhomir).
Adalah isim yang menunjukkan makna khusus atau sudah jelas kekhususannya. Dengan kata lain isim tersebut telah diketahui secara pasti atau tidak lagi menimbulkan pertanyaan “… yang mana?”.
Yang termasuk isim ma’rifat adalah :1. Isim yang diawali dengan alif lam.
Isim nakiroh apabila ditambah alif lam akan berubah menjadi isim ma’rifat.
Contoh : الرََّجُلُ ( Orang laki-laki itu), اَلْوَلَدُ (Anak laki-laki itu).
2. Isim Dhomir (Kata Ganti)
Dhamir atau "kata ganti" ialah Isim yang berfungsi untuk menggantikan atau mewakili penyebutan sesuatu/seseorang maupun sekelompok benda/orang.
Macam-macam isim dhomir yang lain dapat dilihat pada table berikut
Contoh:
يَرْحَمُ اْلأَوْلاَدَ أَحْمَدُ = Ahmad menyayangi anak-anak
هُوَ يَرْحَمُهُمْ = Dia menyayangi mereka
Pada contoh di atas, kata أَحْمَدُ diganti dengan هُوَ (=dia), sedangkan الأَوْلاَد (=anak-anak) diganti dengan هُمْ (=mereka).
Menurut fungsinya, isim dhomir digolongkan menjadi 2 yaitu :
1) DHAMIR RAFA'/MUTTASHIL ( yang berfungsi sebagai Subjek)
2) DHAMIR NASHAB/MUNFASHIL (yang berfungsi sebagai Objek)
Dhamir Rafa' dapat berdiri sendiri sebagai satu kata sehingga biasa disebut dhomir muttashil, sedangkan Dhamir Nashab tidak dapat berdiri sendiri atau harus terikat dengan kata lain dalam kalimat sehingga disebut dhomir munfashil.
Dalam kalimat: هُوَ يَرْحَمُهُمْ (= Dia menyayangi mereka):- Kata هُوَ (=dia) adalah Dhamir Rafa', sedangkan
- Kata هُمْ (=mereka) adalah Dhamir Nashab.
3. Isim Maushul (Kata Sambung)
Adalah isim yang berfungsi untuk menerangkan, sebagai perantara kata yang disebutkan sesudahnya. Dalam bahasa indonsia biasa diartikan dengan “yang”
Contoh : الَّذِي (yang,untuk mudzakar), الَّتِي (yang, untuk muannast)4. Isim Isyaroh (Kata Tunjuk)
Adalah isim yang berfungsi untuk menunjukkan sesuatu. Dalam bahasa Indonesia biasa diartikan dengan “ini” dan “itu”.
Contoh :هَذًا (ini, untuk mudzakar), هَذِهِ (ini, untuk muannast)
ذَالِكَ (itu, untuk mudzakar), تِلْكَ (itu, untuk muannast)
5. Munada
Adalah isim yang menjadi ma’rifat Karena kemasukan huruf panggilan (nida’)
Contoh : ياَ رَجُلُ (wahai laki-laki), ياَ اُسْتاَذُ (wahai guru)
6. Isim ‘Alam ( Nama orang atau benda)
Adalah isim yang menunjukkan arti nama baik nama manusia ataupun selain manusia.
Contoh : مُحَمَّدٌُ (Muhammad), مَكَّةَ (Kota Makkah), النِّيْلُ (Sungai Nil)
7. Isim nakiroh yang rangkai dengan isim ma’rifat
Isim nakiroh akan menjadi ma’rifat apabila bersambung dengan isim ma’rifat.
Contoh : قَلَمُ مُحَمَّدٍِ (Pena Muhammad), قَلَمُهُ (Pena-nya).Kata قَلَمٌُ adalah isim nakiroh, tetapi menjadi ma’rifat karena dirangkai dengan dengan isim ma’rifat yaituمُحَمَّدٍِ (isim ‘alam) dan kata هُ (isim dhomir).
PEMBAGIAN ISIM BEDASARKAN PERUBAHAN HAROKAT AKHIR
PEMBAGIAN ISIM BEDASARKAN PERUBAHAN HAROKAT AKHIR
1. Isim Mu’rob
Adalah isim yang bisa berubah harokat akhirnya karena kemasukan ‘amil.
‘Amil adalah sesuatu yang bisa menyebabkan akhir suatu kalimah (kata) dibaca berbeda-beda.
Contoh :
جاَءَ مُحَمَّدٌُ ( Muhammad telah datang)
رَأَيْتُ مُحَمَّدًَا ( Saya telah melihat Muhammad)
مَرَرْتُ بٍِمُحَمَّدٍِ ( Saya berjalan dengan Muhammad)
2. Isim Mabni
Adalah isim yang tidak mengalami perubahan pada bagian akhirnya walaupun kemasukan ‘amil.
Yang termasuk isim mabni diantaranya adalah :
1. Isim Dhomir (Kata Ganti)
2. Isim Isyaroh (Kata Tunjuk)
3. Isim Maushul (Kata Hubung)
4. Isim Syarat ( Isim yang memerlukan fi’il syarat dan jawabnya)
5. Isim Istifham(Kata Tanya)
1. Isim Mu’rob
Adalah isim yang bisa berubah harokat akhirnya karena kemasukan ‘amil.
‘Amil adalah sesuatu yang bisa menyebabkan akhir suatu kalimah (kata) dibaca berbeda-beda.
Contoh :
جاَءَ مُحَمَّدٌُ ( Muhammad telah datang)
رَأَيْتُ مُحَمَّدًَا ( Saya telah melihat Muhammad)
مَرَرْتُ بٍِمُحَمَّدٍِ ( Saya berjalan dengan Muhammad)
Perhatikan kata مُحَمَّدُ pada ke-3 kalimat diatas. Pada kalimat pertama berharokat dhommah, pada kalimat ke-2 berharokat fathah, sedangkan pada kalimat ke-3 berharokat kasroh. Terjadinya perbedaan harokat akhir tersebut disebabkan oleh berbedanya ‘amil yang masuk pada kata tersebut yaitu جاَءَ , رَأَيْتُ, dan مَرَرْتُ. Apabila suatu isim mengalami perubahan pada bagian akhirnya ketika dimasuki oleh ‘amil yang berbeda, maka isim tersebut masuk dalam kategori isim mu’rob.
2. Isim Mabni
Adalah isim yang tidak mengalami perubahan pada bagian akhirnya walaupun kemasukan ‘amil.
Yang termasuk isim mabni diantaranya adalah :
1. Isim Dhomir (Kata Ganti)
2. Isim Isyaroh (Kata Tunjuk)
3. Isim Maushul (Kata Hubung)
4. Isim Syarat ( Isim yang memerlukan fi’il syarat dan jawabnya)
5. Isim Istifham(Kata Tanya)
ISIM-ISIM YANG MU’ROB
ISIM-ISIM YANG MU’ROB
1. Isim Mufrod
Adalah isim yang menunjukkan arti tunggal baik pada mudzakar maupun muannast.
Pada saat :
Rofa’ tandanya dhommh
Nashob tandanya Fathah
Jer tandanya Kasroh
Contoh :
قَرَأَ زَيْدٌُ ( Zaid telah membaca) ----------------------->>Rofa’
رَأَيْتُ زَيْداًَ ( Saya telah melihat zaid) -------------------->>Nashob
مَرَرْتُ بِزَيْدٍِ ( Saya datang dengan zaid) Jer--------------->>Jer
2. Isim Jamak Taksir
Adalah isim yang menunjukkan arti jamak dengan bentuk yang berubah dari bentuk mufrodnya secara tidak beraturan sehingga perlu dihafal.
Pada saat :
Rofa’ tandanya dhommh
Nashob tandanya Fathah
Jer tandanya Kasroh
Contoh :
جاَءَ رِجاَلٌُ ( Orang-orang laki-laki telah datang) --------------->>Rofa’
رَأَيْتُ رِجاَلاًًَ ( Saya telah melihat orang – orang laki-laki) ------->>Nashob
مَرَرْتُ بِرِجاَلِ (Saya datang dengan orang-orang laki-laki) Jer--->>Jer
Bentuk mufrod dari رِجاَلٌُ adalahرَجُلٌُ
3. Isim Jamak Muannast Salim
Adalah Isim yang menunjukkan arti jamak dengan bentuk yang teratur yaitu dengan adanya tambahan ت + ا dari bentuk mufrodnya serta menunjukkan arti perempuan.
Pada saat :
Rofa’ tandanya dhommh
Nashob tandanya Kasroh
Jer tandanya Kasroh
Contoh :
مُسْلِماَتٌُ جاَءَتْ ( Orang-orang perempuan telah datang----------->>Rofa’
رَأَيْتُ مُسْلِماَتٍِ ( Saya telah melihat orang – orang perempuan)--->>Nashob
مَرَرْتُ بِمُسْلِماَتٍِ (Saya datang dengan orang-orang perempuan) Jer----->>Jer
Bentuk mufrod dari مُسْلِماَتٌُ adalah مُسْلِمٌُ
4. Isim Tastniyah
Rofa’ tandanya ا
Nashob tandanya ي
Jer tandanya ي
Contoh :
رَجُلاَنِ جاَءَ ( Dua orang laki-laki telah datang------------------>>Rofa’
رَأَيْتُ رَجُلَيْنِ ( Saya telah melihat dua orang laki-laki)----------->>Nashob
مَرَرْتُ بِرَجُلَيْنِ (Saya datang dengan dua orang laki-laki) Jer----->>Jer
Bentuk mufrod dari رَجُلاَن dan رَجُلَيْنِ adalah رَجُلٌُ
5. Isim Jamak Mudzakar salim.
Rofa’ tandanya و
Nashob tandanya ي
Jer tandanya ي
Contoh :
مَرَّ مُسْلِمُوْنَ ( Orang-orang laki-laki telah datang )--------------->> Rofa’
رَأَيْتُ مُسْلِمِيْنَ ( Saya telah melihat orang-orang laki-laki )--------->> Nashob
مَرَرْتُ بِمُسلِمِيْنََ ( Saya datang dengan Orang-orang laki-laki)------>> Jer
Bentuk mufrod dari مُسْلِمُوْنَ adalah مُسْلِمٌُ
Pada bab pembagian isim berdasarkan perubahan harokat akhirnya sudah dijelaskan bahwa isim tebagi menjadi 2 yaitu isim yang bersifat mabni (tetap) atau tidak terpengaruh dengan keberadaan ‘amil yang memasukinya dan isim yang mu’rab atau isim yang harokat akhirnya bisa berubah-ubah tergantungpada ‘amil yang memasukinya.
Adapun penjelasan mengenai isim-isim yang mabni dapat dilihat disini. Berikut kita akan membahas isim-isim yang mu’rob.1. Isim Mufrod
Adalah isim yang menunjukkan arti tunggal baik pada mudzakar maupun muannast.
Pada saat :
Rofa’ tandanya dhommh
Nashob tandanya Fathah
Jer tandanya Kasroh
Contoh :
قَرَأَ زَيْدٌُ ( Zaid telah membaca) ----------------------->>Rofa’
رَأَيْتُ زَيْداًَ ( Saya telah melihat zaid) -------------------->>Nashob
مَرَرْتُ بِزَيْدٍِ ( Saya datang dengan zaid) Jer--------------->>Jer
2. Isim Jamak Taksir
Adalah isim yang menunjukkan arti jamak dengan bentuk yang berubah dari bentuk mufrodnya secara tidak beraturan sehingga perlu dihafal.
Pada saat :
Rofa’ tandanya dhommh
Nashob tandanya Fathah
Jer tandanya Kasroh
Contoh :
جاَءَ رِجاَلٌُ ( Orang-orang laki-laki telah datang) --------------->>Rofa’
رَأَيْتُ رِجاَلاًًَ ( Saya telah melihat orang – orang laki-laki) ------->>Nashob
مَرَرْتُ بِرِجاَلِ (Saya datang dengan orang-orang laki-laki) Jer--->>Jer
Bentuk mufrod dari رِجاَلٌُ adalahرَجُلٌُ
3. Isim Jamak Muannast Salim
Adalah Isim yang menunjukkan arti jamak dengan bentuk yang teratur yaitu dengan adanya tambahan ت + ا dari bentuk mufrodnya serta menunjukkan arti perempuan.
Pada saat :
Rofa’ tandanya dhommh
Nashob tandanya Kasroh
Jer tandanya Kasroh
Contoh :
مُسْلِماَتٌُ جاَءَتْ ( Orang-orang perempuan telah datang----------->>Rofa’
رَأَيْتُ مُسْلِماَتٍِ ( Saya telah melihat orang – orang perempuan)--->>Nashob
مَرَرْتُ بِمُسْلِماَتٍِ (Saya datang dengan orang-orang perempuan) Jer----->>Jer
Bentuk mufrod dari مُسْلِماَتٌُ adalah مُسْلِمٌُ
4. Isim Tastniyah
Adalah isim yang menunjukkan arti dua baik pada mudzakar maupun muannast.
Ciri isim tastniyah adalah adanya tambahan ن + ا pada saat rofa’ dan tambahan
ن + ي pada saat nashob dan jer dari bentuk mufrodnya.
Pada saat : Ciri isim tastniyah adalah adanya tambahan ن + ا pada saat rofa’ dan tambahan
ن + ي pada saat nashob dan jer dari bentuk mufrodnya.
Rofa’ tandanya ا
Nashob tandanya ي
Jer tandanya ي
Contoh :
رَجُلاَنِ جاَءَ ( Dua orang laki-laki telah datang------------------>>Rofa’
رَأَيْتُ رَجُلَيْنِ ( Saya telah melihat dua orang laki-laki)----------->>Nashob
مَرَرْتُ بِرَجُلَيْنِ (Saya datang dengan dua orang laki-laki) Jer----->>Jer
Bentuk mufrod dari رَجُلاَن dan رَجُلَيْنِ adalah رَجُلٌُ
5. Isim Jamak Mudzakar salim.
Adalah Isim yang menunjukkan arti jamak dengan bentuk yang teratur yaitu dengan adanya tambahan ن + و pada saat rofa’ dan tambahan ن + ي pada saat Nashob dan jer dari bentuk mufrodnya.
Pada saat : Rofa’ tandanya و
Nashob tandanya ي
Jer tandanya ي
Contoh :
مَرَّ مُسْلِمُوْنَ ( Orang-orang laki-laki telah datang )--------------->> Rofa’
رَأَيْتُ مُسْلِمِيْنَ ( Saya telah melihat orang-orang laki-laki )--------->> Nashob
مَرَرْتُ بِمُسلِمِيْنََ ( Saya datang dengan Orang-orang laki-laki)------>> Jer
Bentuk mufrod dari مُسْلِمُوْنَ adalah مُسْلِمٌُ
Catatan : Isim tastniyah dan jamak mudzakar salim sepintas memang mirip. Tetapi sebenarnya keduanya memiliki perbedaan yang mendasar, yaitu pada isim tastniyah harokat huruf sebelum ya’ adalah fathah sedangkan pada jama’ mudzakar salim harokat huruf sebelum ya’ adalah kasroh.
I'RAB
I’RAB
Adalah berubahnya beberapa akhirnya kalimah (kata) karena perbedaan ‘Amil yang masuk pada kalimah (kata) tersebut.
‘Amil adalah sesuatu yang dapat menyebabkan akhir suatu kata dibaca berbeda.
Contoh :
قَرَأَ زَيْدٌُ ( Zaid telah membaca)
رَأَيْتُ زَيْداًَ ( Saya telah melihat zaid)
مَرَرْتُ بِزَيْدٍِ ( Saya datang dengan zaid)
Perhatikan kata زَيْدٌُ pada ke-3 contoh diatas. Pada contoh pertama زَيْدٌُ berharokat dhommah, pada contoh ke-2 berharokat fathah sedangkan pada contoh ke-3 berharokat kasroh. Terjadinya perbedaan harokat huruf akhir pada kata tersebut adalah disebabkan oleh pebedaan ‘amil yamg memasukinya. Yaitu قَرَأَ, رَأَيْتُ, dan مَرَرْتُ.
Macam-Macam I’rab
I’rab ada 4 macam yaitu :
a.Rofa’
b.Nashob
c.Jer
d.Jazm
Diantara keempat I’rab tersebut yang dapat menjadi I’rabnya isim adalah Rofa’,Nashob dan jer. Sedangkan yang dapat menjadi I’rabnya fi’il adalah Rofa’, Nashob dan Jazm. Dengan kata lain jer adalah I’rab yang khusus pada isim dan Jazm adalah I’rab yang khusus pada fi’il.
Adalah berubahnya beberapa akhirnya kalimah (kata) karena perbedaan ‘Amil yang masuk pada kalimah (kata) tersebut.
‘Amil adalah sesuatu yang dapat menyebabkan akhir suatu kata dibaca berbeda.
Contoh :
قَرَأَ زَيْدٌُ ( Zaid telah membaca)
رَأَيْتُ زَيْداًَ ( Saya telah melihat zaid)
مَرَرْتُ بِزَيْدٍِ ( Saya datang dengan zaid)
Perhatikan kata زَيْدٌُ pada ke-3 contoh diatas. Pada contoh pertama زَيْدٌُ berharokat dhommah, pada contoh ke-2 berharokat fathah sedangkan pada contoh ke-3 berharokat kasroh. Terjadinya perbedaan harokat huruf akhir pada kata tersebut adalah disebabkan oleh pebedaan ‘amil yamg memasukinya. Yaitu قَرَأَ, رَأَيْتُ, dan مَرَرْتُ.
Macam-Macam I’rab
I’rab ada 4 macam yaitu :
a.Rofa’
b.Nashob
c.Jer
d.Jazm
Diantara keempat I’rab tersebut yang dapat menjadi I’rabnya isim adalah Rofa’,Nashob dan jer. Sedangkan yang dapat menjadi I’rabnya fi’il adalah Rofa’, Nashob dan Jazm. Dengan kata lain jer adalah I’rab yang khusus pada isim dan Jazm adalah I’rab yang khusus pada fi’il.
Jumlah Fi'liyah
JUMLAH FI’LIYAH
Adalah jumlah yang diawali dengan kalimah fi’il.
Terdiri dari fi’il (kata kerja) dan fa’il (pelaku).
Fa’il/subyek adalah isim yang terletak setelah fi’il ma’lum ( Kata kerja aktif) dan berfungsi sebagai pelaku kata kerja tersebut.
Apabila fa’il berbentuk muannast ( feminin) maka fi’il juga harus muannast. Begitu juga apabila berbentuk mudzakar.
Namun apabila fa’il berbentuk mutsanna (ganda) ataupun jamak (banyak) maka fi’il harus tetap mufrod (tunggal).
Contoh :
قَرَأَ مُحَمَّدٌُ (Muhammad telah membaca)
قَرَأَتْ هِنْدٌُ (Zaid sedang membaca)
يَقْرَأُ زَيْدٌُ (Hindun telah membaca)
يَقْرَأُ الطَّالِبُوْنَ (Para siswa sedang membaca)
Keterangan : kata yang berwarna merah adalah fi’il sedangkan yang berwarna putih adalah fa'il.
Adalah jumlah yang diawali dengan kalimah fi’il.
Terdiri dari fi’il (kata kerja) dan fa’il (pelaku).
Fa’il/subyek adalah isim yang terletak setelah fi’il ma’lum ( Kata kerja aktif) dan berfungsi sebagai pelaku kata kerja tersebut.
Apabila fa’il berbentuk muannast ( feminin) maka fi’il juga harus muannast. Begitu juga apabila berbentuk mudzakar.
Namun apabila fa’il berbentuk mutsanna (ganda) ataupun jamak (banyak) maka fi’il harus tetap mufrod (tunggal).
Contoh :
قَرَأَ مُحَمَّدٌُ (Muhammad telah membaca)
قَرَأَتْ هِنْدٌُ (Zaid sedang membaca)
يَقْرَأُ زَيْدٌُ (Hindun telah membaca)
يَقْرَأُ الطَّالِبُوْنَ (Para siswa sedang membaca)
Keterangan : kata yang berwarna merah adalah fi’il sedangkan yang berwarna putih adalah fa'il.
Pada contoh 1 dan 2 dapat kita lihat kesesuaian antara fi’il dan fa’il dalam jenisnya yaitu mudzakar dan muannast. Sedangkan pada contoh 3 dan 4 dapat kita lihat bahwa berapapun bilangan failnya fi’il harus tetap mufrod.
Jumlah Ismiyah
1. JUMLAH ISMIYAH
Adalah jumlah (kalimat) yang diawali dengan kalimah isim (kata benda).
Susunan kalimatnya terdiri dari mubtada’ dan khobar.
Contoh :
زَيْدٌُ أُسْتاَذٌُ ( Zaid adalah seorang guru)
الرَّجُلاَنِ أُسْتاَذاَنِ ( dua orang orang laki-laki itu adalah 2 guru)
زَيْدٌُ بَيْتُهُ كَبِيْرٌُ ( Zaid rumahnya besar)
Keterangan :
Kata yang berwarna merah adalah mubtada’ sedangkan yang berwarna hitam adalah khobar.
Pada contoh 1 dan contoh 2 dapat kita lihat kesesuaian anara mubtada’ dan khobar dalam hal bilangannya. Sedangkan pada contoh 3 khobarnya adalah berupa jumlah/kalimat.
Jumlah ismiyah bisa berbentuk kalimat nominal apabila khobarnya berupa kalimah isim (kata benda)
Contoh : زَيْدٌُ طاَلِبٌُ (Zaid adalah seorang pelajar)
Jumlah ismiyah bisa berbentuk kalimat verbal apabila khobarnya berupa kalimah fi'il (kata kerja)
Contoh : زَيْدٌُ جاَءَ الَي الْمَدْرَسَةِ (Zaid telah datang ke sekolah)
Keterangan
Adalah jumlah (kalimat) yang diawali dengan kalimah isim (kata benda).
Susunan kalimatnya terdiri dari mubtada’ dan khobar.
Mubtada’ adalah subyek pada jumlah ismiyah dan terletak diawal jumlah.
Sifat dari mubtada' adalah
a.Harus berupa isim ma'rifat.
b.I’robnya rofa’.
Khobar adalah predikat pada jumlah ismiyah dan berfungsi untuk menerangkan keadaan mubtada' serta bisa berupa kata ataupun kalimat ( sebagai anak kalimat). I'robnya khobar juga rofa'.
Mubtada’ dan Khobar harus sama dalam hal bilangan dan jenisnya. Apabila mubtada’nya isim mudzakar (laki-laki), khobarnya harus isim mudzakar. Begitu pula apabila mubtada’ berupa isim mufrod (kata tunggal), khobarnya juga harus isim mufrod.
Sifat dari mubtada' adalah
a.Harus berupa isim ma'rifat.
b.I’robnya rofa’.
Khobar adalah predikat pada jumlah ismiyah dan berfungsi untuk menerangkan keadaan mubtada' serta bisa berupa kata ataupun kalimat ( sebagai anak kalimat). I'robnya khobar juga rofa'.
Mubtada’ dan Khobar harus sama dalam hal bilangan dan jenisnya. Apabila mubtada’nya isim mudzakar (laki-laki), khobarnya harus isim mudzakar. Begitu pula apabila mubtada’ berupa isim mufrod (kata tunggal), khobarnya juga harus isim mufrod.
Contoh :
زَيْدٌُ أُسْتاَذٌُ ( Zaid adalah seorang guru)
الرَّجُلاَنِ أُسْتاَذاَنِ ( dua orang orang laki-laki itu adalah 2 guru)
زَيْدٌُ بَيْتُهُ كَبِيْرٌُ ( Zaid rumahnya besar)
Keterangan :
Kata yang berwarna merah adalah mubtada’ sedangkan yang berwarna hitam adalah khobar.
Pada contoh 1 dan contoh 2 dapat kita lihat kesesuaian anara mubtada’ dan khobar dalam hal bilangannya. Sedangkan pada contoh 3 khobarnya adalah berupa jumlah/kalimat.
Jumlah ismiyah bisa berbentuk kalimat nominal apabila khobarnya berupa kalimah isim (kata benda)
Contoh : زَيْدٌُ طاَلِبٌُ (Zaid adalah seorang pelajar)
Jumlah ismiyah bisa berbentuk kalimat verbal apabila khobarnya berupa kalimah fi'il (kata kerja)
Contoh : زَيْدٌُ جاَءَ الَي الْمَدْرَسَةِ (Zaid telah datang ke sekolah)
Keterangan
Pada kalimat pertama dapat kita lihat bahwa khobarnya berupa kalimah isim yaitu طاَلِبٌُ sehingga terbentuk kalimat nominal sedangkan pada kalimat ke-dua khobarnya berupa kalimah fi'il yaitu جاَءََ sehingga terbentuk kalimat verbal.
Wallaahu A'lam
Wallaahu A'lam
Jumat, 11 Juni 2010
Silabus Nahwu
SILABUS NAHWU
1 Penegertian Nahwu, Shorof, Kalimah (kata), Jumlah (kalimat).
2 Isim (kata benda)
2.1 Menegenal ciri-ciri isim
2.2 macam-macam isim berdasarkan jenisnya (maskulin/feminin)
2.3 macam-macam isim berdasarkan bilangannya(singular/plural)
2.4 macam-macam isim berdasarkan kejelasannya(definit/indefinit)
2.5 macam-macam isim berdasarkan perubahan harokat akhirnya (mabni/mu'rab)
3 Fi'il (kata kerja)
3.1 Fi'il madhi (Past Tense)
3.2 Fi'il Mudhori ( Present, Future Tense)
3.3 Fi'il Amar (kata kerja perintah)
3.4 Macam-macam fi'il berdasarkan waktunya (Madhi/ Mudhori'/ Amar)
3.5 Macam-macam fi'il berdasarkan pelakunya (Aktif/Pasif)
3.6 Macam-macam fi'il berdasarkan obyeknya (transitif/intransitif)
3.7 Macam-macam fi'il berdasarkan perubahan harokat akhirnya (mabni/mu'rab)
4 Huruf (partikel)
5 Jumlah (kalimat)
5.1 Jumlah ismiyah ( kalimat ang diawali dengan kata benda)
5.2 Jumlah fi'liyah (klimat yang diawali dengan kata kerja)
6 I'rob (Perubahan akhir kata) dan macam-macamnya
7 Isim-isim yang mabni (harokat akhirnya tidak dapat berubah)
7.1 isim dhomir (kata ganti)
7.2 isim isyaroh (kata tunjuk)
7.3 isim maushul (kata hubung)
7.4 isim istifham (kata tanya)
8 Isim-isim yang mu'rob (harokat akhirnya dapat berubah-ubah)
8.1 Isim mufrod (Kata Tunggal)
8.2 Jama' Taksir (Jamak bentuk irreguler)
8.3 Jama' Muannast Salim
8.4 Isim tastniyah
8.5 Jama' mudzakar salim
8.6 Aasma'ul khomsah
9 Fi'il yang mu'rob (harokat akhirnya dapat berubah-ubah)
9.1 Fi'il mudhori' shohih akhir yang tidak bertemu dengan syai'
9.1 Fi'il mudhori' mu'tal akhir yang tidak bertemu dengan syai'
9.1 Fi'il mudhori' yang bertemu dengan syai'
10 Isim -isim yang dibaca rofa'
10.1 Mubtada'
10.2 Khobar
10.3 Isim-nya inna
10.4 Khobarnya kaana
10.5 Fa'il (Subyek pada kata kerja akif)
10.6 Na'ibul fa'il (Subyek pada kata kerja pasif)
10.7 Tawabi'
11 Isim -isim yang dibaca nashob
11.1 Khobarnya Kaana
11.2 Isimnya Inna
11.3 Maf'ul Bih (Obyek)
11.4 Maf'ul Muthlaq
11.5 Maf'ul Li Ajlih
11.6 Maf'ul Ma'ah
11.7 Maf'ul Fiih
11.8 Hal
11.9 Mustasna
11.10 Munada
11.11 Tamyiz
11.12 Tawabi'
12 Isim -isim yang dibaca Jer
12.1 Mudhof Ilaih (Kata majemuk)
12.2 Tawabi'
Sabtu, 05 Juni 2010
Langganan:
Postingan (Atom)