tag:blogger.com,1999:blog-69457842341355510372024-03-08T13:43:14.460-08:00Anshori_GeophMuhajir Anshorihttp://www.blogger.com/profile/05109851398991750739noreply@blogger.comBlogger19125tag:blogger.com,1999:blog-6945784234135551037.post-8024908835945668422010-06-15T21:34:00.002-07:002010-06-15T21:43:37.422-07:00KAIDAH 2<span style="font-weight: bold;">Kaidah 2<br /><br /></span>Apabila ada <span style="font-size:130%;">و </span>atau <span style="font-size:130%;">ي</span> terletak pada kalimah fi’il dan huruf sebelum <span style="font-size:130%;">و</span> atau <span style="font-size:130%;">ي</span> tersebut adalah huruf shohih yang mati maka harokatnya harus dipidah kepada huruf sebelumnya.<br /><br />Contoh I’lal :<br /><br /> <span style="font-size:130%;">يَقُومُ</span> asalnya <span style="font-size:130%;">يَقْوُمُ </span>mengikuti wazan <span style="font-size:130%;">يَفْعُلُ<br /><span style="font-size:100%;"><br />harokat </span></span><span style="font-size:100%;"><span style="font-size:130%;">و</span> dipindahkan kepada huruf sebelumnya karena </span><span style="font-size:100%;"><span style="font-size:130%;">و</span></span><span style="font-size:100%;"> terletak pada fi'il mudhori' dan huruf sebelumnya adalah huruf shohih yang mati. Sehingga lafadz </span><span style="font-size:130%;">يَقْوُمُ <span style="font-size:100%;">berubah menjadi</span> </span><span style="font-size:130%;">يَقُومُ</span>Muhajir Anshorihttp://www.blogger.com/profile/05109851398991750739noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6945784234135551037.post-63866230239852185462010-06-15T21:34:00.001-07:002010-06-15T21:34:37.874-07:00Kaidah 2<br />Apabila ada و taua ي terletak pada kalimah fi’il dan huruf sebelum و atau ي tersebut adalah huruf shohih yang mati maka harokatnya harus dipidah kepada huruf sebelumnya.<br />Contoh I’lal : يَقُومُ asalnya يَقْوُمُ mengikuti wazan يَفْعُلُMuhajir Anshorihttp://www.blogger.com/profile/05109851398991750739noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6945784234135551037.post-87046168377508438042010-06-15T21:27:00.000-07:002010-06-15T21:32:20.695-07:00Kaidah 1<span style="font-weight: bold;">Kaidah 1</span><br /><br />Apabila ada <span style="font-size:130%;">و</span> atau <span style="font-size:130%;">ي</span> yang berharokat jatuh setelahnya harokat fathah maka <span style="font-size:130%;">و</span> atau <span style="font-size:130%;">ي</span> tersebut harus digani dengan alif.<br /><br />Contoh I’lal:<br /><br />Lafadz <span style="font-size:130%;">قَالَ</span> asalnya <span style="font-size:130%;">قَوَلَ</span> mengikuti wazan <span style="font-size:130%;">فَعَلَ</span><br /><br />Pada lafadz <span style="font-size:130%;">قَوَلَ</span> terdapat <span style="font-size:130%;">و </span>yang berharokat dan jatuh setelahnya harokat fathah maka <span style="font-size:130%;">و</span> harus diganti dengan alif. Sehingga lafadz <span style="font-size:130%;">قَوَلَ </span>berubah menjadi <span style="font-size:130%;">قَالَ </span>.Muhajir Anshorihttp://www.blogger.com/profile/05109851398991750739noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6945784234135551037.post-37845786319788340962010-06-13T10:02:00.001-07:002010-06-13T10:12:58.636-07:00FI'IL<span style="font-weight: bold;">FI’IL (KATA KERJA)</span><br /><br /><div style="text-align: justify;">Mungkin kita sudah sangat mengerti tentang apa itu kata kerja yang dalam bahasa arab disebut sebagai fi’il. Fi’il atau kata kerja adalah kata yang mengandung waktu yaitu waktu lampau (past), sekarang (present) dan akan datang (future). Selain mengandung waktu sebuah kata kerja juga dicirikan dengan memiliki pelaku baik orang pertama, kedua ataupun ketiga.<br /><br /></div>Contoh : <br />Waktu lampau (fi’il madhi) <span style="font-size:130%;">قَرَأَ</span> ( Dia telah membaca) <br /> Waktu sekarang dan akan datang ( fi’il mudhori’) <span style="font-size:130%;">يَقْرَأُ</span> ( Dia sedang membaca)<br /> Waktu sekarang (fi’il amar) <span style="font-size:130%;">إِقْرَأْ</span> ( Bacalah..!)<br />Sebelum membahas lebih jauh tentang kata kerja, perhatikan terlebih dahulu bagan Fi’il <a href="http://anshorigma.bpgspot.com">berikut<br /></a><br /><span style="font-weight: bold;">1. Fi’il Madhi</span><br /><br />Adalah kata kerja yang menunjukkan arti lampau/past tense.<br /><br />Contoh :<br /> <span style="font-size:130%;"><span style="color: rgb(255, 0, 0);">كَتَبَ</span> زَيْدٌُ</span> (Zaid telah menulis)<br /><span style="font-size:130%;"><span style="color: rgb(255, 0, 0);">قَرَأَ</span> مُحَمَّدٌُ الْكِتاَبَ</span> (Muhammad telah membaca buku)<br /><br />Fi’il madhi bersifat mabni yaitu mabni fathah ( Huruf terakhirnya selalu berharokat fathah) sebagaimana contoh diatas.<br /><br />Kecuali :<br /><br />a. Apabila bertemu dengan <span style="font-size:130%;">و</span> jamak maka bermabni dhommah seperti pada contoh <span style="font-size:130%;">كَتَبُوْا</span> ( huruf <span style="font-size:130%;">ب</span> berharokat dhommah karena bertemu dengan <span style="font-size:130%;">و</span> jamak).<br /><br />b. Apabila bertemu dengan dhomir mutaharrik mahal rofa’ maka bermabni sukun. Dhomir mutaharrik mahal rofa’ adalah kata ganti yang berposisi sebagai subyek.<br /><br />Untuk lebih jelasnya perhatikan <a href="http://anshorigma.blogspot.com">macam-macam fi’il madhi berdasarkan dhomir (pelakunya).</a><br /><br /><span style="font-weight: bold;">2. Fi’il Mudhori’</span><br /><br />Adalah kata kerja yang menunjukkan arti sekarang dan akan datang/present dan future.<br /><br />Huruf awal fi’il mudhori’ adalah salah satu dari huruf <span style="font-size:130%;">ت ,ي ,ن ,ا </span>.<br /><br />Contoh : <span style="font-size:130%;">اَفْعُلُ , يَفْعُلُ , تَفْعُلُ , نَفْعُلُ</span><br /><br /><div style="text-align: justify;">Perbedaan dari ke-4 contoh fi’il mudhori’ di atas adalah terletak pada pelakunya.<br />Berbeda dengan fi’il madhi, fi’il mudhori’ adalah bersifat mu’rob. Artinya harokat akhir fi’il mudhori’ bias berubah-ubah tergantung pada ‘amil yang memasukinya.<br /><br />Contoh :<br /></div><br /><span style="font-size:130%;">يَجْلِسُ مُحَمَّدٌُ</span> (Muhammd sedang duduk)<br /><span style="font-size:130%;">اَناَ لَنْ يَجْلِسَ</span> ( Saya tidak akan duduk)<br /><span style="font-size:130%;">هُوَ لَمْ يَجْلِسْ</span> ( Dia tidak sedang duduk)<br /><br />Perhatikan ketiga contoh fi’il mudhori’ di atas. Harokat akhir ketiganya berubah-ubah sesuai denga ‘amil yang memasukinya.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">3. Fi’il Amar.</span><br /><br />Adalah kata kerja yang menunjukkan arti perintah melaksakan sesuatu.<br />Fi’il amar bersifat mabni yaitu mabni sukun untuk kata kerja yang huruf akhinya shohih (huruf hijaiyah selain <span style="font-size:130%;">ي ا و</span> ). Dan bermabni hadzfi harfil ‘illat (membuang huruf ‘illat) apabila huruf akhirnya berupa huruf ‘illat (<span style="font-size:130%;">ي ا و </span>).<br /><br />Contoh :<br /><br /><span style="font-size:130%;">إِجْلِسْ</span> ( duduklah), <span style="font-size:130%;">إِقْرَأْ</span> ( Bacalah), <span style="font-size:130%;">أُغْزُ</span> (Berperanglah)<br />Perhatikan ke-3 contoh diatas. Contoh 1 dan 2 bebmabni sukun karena huruf akhirnya adalah huruf shohih. Sedangkan contoh ke-3 bermabni membuang huruf ‘illat karena huruf akhirnya adalah huruf ‘illat yaitu<span style="font-size:130%;"> و.</span> Jadi أُ<span style="font-size:130%;">غْزُ</span> itu asalnya adalah <span style="font-size:130%;">أُغْزُوْ </span>mengikuti wazan أُ<span style="font-size:130%;">فْعُلْ </span>.Muhajir Anshorihttp://www.blogger.com/profile/05109851398991750739noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6945784234135551037.post-19229651643317224712010-06-13T07:29:00.001-07:002010-06-13T09:16:02.229-07:00ISIM BERDASARKAN KEJELASANNYABerdasarkan kejelasannya, isim terbagi menjadi 2 macam yaitu :<br /><br /><span style="font-weight: bold;">1. ISIM NAKIROH</span><br /><br />Adalah isim yang menunjukkan makna umum atau belum jelas kekhususannya. Dengan kata lain bahwa isim tersebut belum pasti/tertentu atau dapat menimbulkan pertanyaan “…yang mana?”<br /><br />Contoh : <span style="font-size:130%;">رَجُلٌُ</span> ( Orang laki-laki), <span style="font-size:130%;">وَلَدٌُ</span> ( Seorang anak laki-laki), <span style="font-size:130%;">اُسْتاَذٌُ</span> (Pak Guru), <span style="font-size:130%;">كِتاَبٌُ</span> (Buku)<br /><br />Ciri dari isim nakiroh adalah keberadaan tanwin dan ketiadaan alif lam sebagaimana contoh diatas.<br /><br />Adakah isim nakiroh yang tidak bertanwin dan tidak ber-alif lam? Jawabnya ada. Yaitu Isim Mustanna dan Jamak Mudzakar Salim. (Bisa dilihat pada bab pembagian isim berdasarkan bilangannya)<br /><br />Contoh : <span style="font-size:130%;">رَجُلاَنِ</span> ( dua orang laki-laki), <span style="font-size:130%;">رَجُلُوْنَ</span> (orang-orang laki-laki)<br /><br /><span style="font-weight: bold;">2. ISIM MA’RIFAT</span><br /><br />Adalah isim yang menunjukkan makna khusus atau sudah jelas kekhususannya. Dengan kata lain isim tersebut telah diketahui secara pasti/tertentu atau tidak lagi menimbulkan pertanyaan “… yang mana?”.<br /><br />Contoh : <span style="font-size:130%;">الرََّجُلُ</span> ( Orang laki-laki itu), <span style="font-size:130%;">اَلْوَلَدُ</span> (Anak laki-laki itu ), <span style="font-size:130%;">مُحَمَّدٌُ</span> (Nama orang)<br />Untuk lebih jelasnya dalam memahami perbedaan antara isim nakiroh dan isim ma’rifat, lihat <a href="http://anshorigma.blogspot.com">table ini</a>.<br /><br />Sedangka isim-isim yang termasuk isim ma’rifat adalah :<br /><br />1.Isim yang diawali dengan alif lam.<br />2.Isim Dhomir (Kata Ganti/Pronoun)<br />3.Isim Maushul (Kata Sambung)<br />4.Isim Isyaroh (Kata Tunjuk)<br />5.Isim yang diawali dengan huruf munada (huruf panggilan).<br />6.Isim ‘Alam ( Nama orang atau benda)<br />7.Isim nakiroh yang disandarkan pada isim ma’rifatMuhajir Anshorihttp://www.blogger.com/profile/05109851398991750739noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6945784234135551037.post-8726189374991659002010-06-13T06:58:00.003-07:002010-06-13T07:15:13.202-07:00ISIM MA'RIFAT<span style="font-weight: bold;">ISIM MA’RIFAT</span><br /><br /><div style="text-align: justify;">Adalah isim yang menunjukkan makna khusus atau sudah jelas kekhususannya. Dengan kata lain isim tersebut telah diketahui secara pasti atau tidak lagi menimbulkan pertanyaan “… yang mana?”.<br /><br /></div>Yang termasuk isim ma’rifat adalah :<br /><br /><span style="font-weight: bold;">1. Isim yang diawali dengan alif lam.</span><br /><br />Isim nakiroh apabila ditambah alif lam akan berubah menjadi isim ma’rifat.<br /><br />Contoh : <span style="font-size:130%;">الرََّجُلُ</span> ( Orang laki-laki itu), <span style="font-size:130%;">اَلْوَلَدُ</span> (Anak laki-laki itu).<br /><br /><span style="font-weight: bold;">2. Isim Dhomir (Kata Ganti)</span><br /><br />Dhamir atau "kata ganti" ialah Isim yang berfungsi untuk menggantikan atau mewakili penyebutan sesuatu/seseorang maupun sekelompok benda/orang.<br /><br />Macam-macam isim dhomir yang lain dapat dilihat pada <a href="http://anshorigma.blogspot.com">table berikut</a><br /><br />Contoh:<br /><br /><span style="font-size:130%;">يَرْحَمُ اْلأَوْلاَدَ أَحْمَدُ</span> = Ahmad menyayangi anak-anak<br /><span style="font-size:130%;">هُوَ يَرْحَمُهُمْ</span> = Dia menyayangi mereka<br /><br />Pada contoh di atas, kata <span style="font-size:130%;">أَحْمَدُ</span> diganti dengan <span style="font-size:130%;">هُوَ</span> (=dia), sedangkan <span style="font-size:130%;">الأَوْلاَد</span> (=anak-anak) diganti dengan <span style="font-size:130%;">هُمْ</span> (=mereka).<br /><br /><br />Menurut fungsinya, isim dhomir digolongkan menjadi 2 yaitu :<br /><br />1) DHAMIR RAFA'/MUTTASHIL ( yang berfungsi sebagai Subjek)<br />2) DHAMIR NASHAB/MUNFASHIL (yang berfungsi sebagai Objek)<br /><br /><div style="text-align: justify;">Dhamir Rafa' dapat berdiri sendiri sebagai satu kata sehingga biasa disebut dhomir muttashil, sedangkan Dhamir Nashab tidak dapat berdiri sendiri atau harus terikat dengan kata lain dalam kalimat sehingga disebut dhomir munfashil.<br /><br /></div>Dalam kalimat: <span style="font-size:130%;">هُوَ يَرْحَمُهُمْ</span> (= Dia menyayangi mereka):<br /><ul><li>Kata <span style="font-size:130%;">هُوَ</span> (=dia) adalah Dhamir Rafa', sedangkan</li><li>Kata <span style="font-size:130%;">هُمْ</span> (=mereka) adalah Dhamir Nashab.</li></ul>Berikut adalah daftar<a href="http://anshorigma.blogspot.com"> dhomir rofa’</a> dan <a href="http://anshorigma.blogspot.com">dhomir nashob</a><br /><br /><span style="font-weight: bold;">3. Isim Maushul (Kata Sambung)</span><br /><br /><div style="text-align: justify;">Adalah isim yang berfungsi untuk menerangkan, sebagai perantara kata yang disebutkan sesudahnya. Dalam bahasa indonsia biasa diartikan dengan “yang”<br /><br /></div>Contoh : <span style="font-size:130%;">الَّذِي</span> (yang,untuk mudzakar), <span style="font-size:130%;">الَّتِي</span> (yang, untuk muannast)<br /><br /><span style="font-weight: bold;">4. Isim Isyaroh (Kata Tunjuk)</span><br /><br /><div style="text-align: justify;">Adalah isim yang berfungsi untuk menunjukkan sesuatu. Dalam bahasa Indonesia biasa diartikan dengan “ini” dan “itu”.<br /><br /></div>Contoh :<br /><span style="font-size:130%;">هَذًا</span> (ini, untuk mudzakar), <span style="font-size:130%;">هَذِهِ </span>(ini, untuk muannast)<br /> <span style="font-size:130%;">ذَالِكَ</span> (itu, untuk mudzakar), <span style="font-size:130%;">تِلْكَ</span> (itu, untuk muannast)<br /><br /><span style="font-weight: bold;">5. Munada </span><br /><br />Adalah isim yang menjadi ma’rifat Karena kemasukan huruf panggilan (nida’)<br /><br />Contoh : <span style="font-size:130%;">ياَ رَجُلُ</span> (wahai laki-laki), <span style="font-size:130%;">ياَ اُسْتاَذُ</span> (wahai guru)<br /><br /><span style="font-weight: bold;">6. Isim ‘Alam</span> <span style="font-weight: bold;">( Nama orang atau benda)</span><br /><br /><div style="text-align: justify;">Adalah isim yang menunjukkan arti nama baik nama manusia ataupun selain manusia.<br /></div><br />Contoh : <span style="font-size:130%;">مُحَمَّدٌُ</span> (Muhammad), <span style="font-size:130%;">مَكَّةَ </span>(Kota Makkah), <span style="font-size:130%;">النِّيْلُ</span> (Sungai Nil)<br /><br /><span style="font-weight: bold;">7. Isim nakiroh yang rangkai dengan isim ma’rifat </span><br /><br /><div style="text-align: justify;">Isim nakiroh akan menjadi ma’rifat apabila bersambung dengan isim ma’rifat.<br /><br /></div>Contoh : <span style="font-size:130%;">قَلَمُ مُحَمَّدٍِ</span> (Pena Muhammad), <span style="font-size:130%;">قَلَمُهُ </span> (Pena-nya).<br /><br />Kata <span style="font-size:130%;">قَلَمٌُ</span> adalah isim nakiroh, tetapi menjadi ma’rifat karena dirangkai dengan dengan isim ma’rifat yaitu<span style="font-size:130%;">مُحَمَّدٍِ</span> (isim ‘alam) dan kata <span style="font-size:130%;">هُ</span> (isim dhomir).Muhajir Anshorihttp://www.blogger.com/profile/05109851398991750739noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6945784234135551037.post-43123799678509170322010-06-13T06:41:00.000-07:002010-06-13T06:48:40.461-07:00PEMBAGIAN ISIM BEDASARKAN PERUBAHAN HAROKAT AKHIRPEMBAGIAN ISIM BEDASARKAN PERUBAHAN HAROKAT AKHIR<br /><br /><span style="font-weight: bold;">1. Isim Mu’rob</span><br /><br />Adalah isim yang bisa berubah harokat akhirnya karena kemasukan ‘amil.<br />‘Amil adalah sesuatu yang bisa menyebabkan akhir suatu kalimah (kata) dibaca berbeda-beda.<br /><br />Contoh : <br /> <span style="font-size:130%;">جاَءَ مُحَمَّدٌُ</span> ( Muhammad telah datang)<br /> <span style="font-size:130%;">رَأَيْتُ مُحَمَّدًَا</span> ( Saya telah melihat Muhammad)<br /> <span style="font-size:130%;">مَرَرْتُ بٍِمُحَمَّدٍِ</span> ( Saya berjalan dengan Muhammad)<br /><br /><div style="text-align: justify;">Perhatikan kata <span style="font-size:130%;">مُحَمَّدُ</span> pada ke-3 kalimat diatas. Pada kalimat pertama berharokat dhommah, pada kalimat ke-2 berharokat fathah, sedangkan pada kalimat ke-3 berharokat kasroh. Terjadinya perbedaan harokat akhir tersebut disebabkan oleh berbedanya ‘amil yang masuk pada kata tersebut yaitu <span style="font-size:100%;"><span style="font-size:130%;">جاَءَ</span> , <span style="font-size:130%;">رَأَيْتُ</span></span>, dan <span style="font-size:130%;">مَرَرْتُ</span>. Apabila suatu isim mengalami perubahan pada bagian akhirnya ketika dimasuki oleh ‘amil yang berbeda, maka isim tersebut masuk dalam kategori isim mu’rob.<br /></div><br /><span style="font-weight: bold;">2. Isim Mabni</span><br /><br />Adalah isim yang tidak mengalami perubahan pada bagian akhirnya walaupun kemasukan ‘amil.<br />Yang termasuk isim mabni diantaranya adalah :<br /><br />1. Isim Dhomir (Kata Ganti)<br />2. Isim Isyaroh (Kata Tunjuk)<br />3. Isim Maushul (Kata Hubung)<br />4. Isim Syarat ( Isim yang memerlukan fi’il syarat dan jawabnya)<br />5. Isim Istifham(Kata Tanya)Muhajir Anshorihttp://www.blogger.com/profile/05109851398991750739noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-6945784234135551037.post-51610690975120390462010-06-13T05:55:00.000-07:002010-06-13T06:34:29.162-07:00ISIM-ISIM YANG MU’ROB<span style="font-weight: bold;">ISIM-ISIM YANG MU’ROB</span><br /><br /><div style="text-align: justify;">Pada bab pembagian isim berdasarkan perubahan harokat akhirnya sudah dijelaskan bahwa isim tebagi menjadi 2 yaitu isim yang bersifat mabni (tetap) atau tidak terpengaruh dengan keberadaan ‘amil yang memasukinya dan isim yang mu’rab atau isim yang harokat akhirnya bisa berubah-ubah tergantungpada ‘amil yang memasukinya.<br /><br /></div>Adapun penjelasan mengenai isim-isim yang mabni dapat dilihat <a href="http://anshorigma.blogspot.com/2010/06/silabus-nahwu.html">disini</a>. Berikut kita akan membahas isim-isim yang mu’rob.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">1. Isim Mufrod</span><br /><br />Adalah isim yang menunjukkan arti tunggal baik pada mudzakar maupun muannast.<br /><br />Pada saat : <br />Rofa’ tandanya dhommh<br /> Nashob tandanya Fathah<br />Jer tandanya Kasroh<br /><br />Contoh :<br /><br /><span style="font-size:130%;">قَرَأَ زَيْدٌُ </span> ( Zaid telah membaca) ----------------------->>Rofa’<br /><span style="font-size:130%;">رَأَيْتُ زَيْداًَ</span> ( Saya telah melihat zaid) -------------------->>Nashob<br /><span style="font-size:130%;">مَرَرْتُ بِزَيْدٍِ</span> ( Saya datang dengan zaid) Jer--------------->>Jer<br /><br /><span style="font-weight: bold;">2. Isim Jamak Taksir</span><br /><br />Adalah isim yang menunjukkan arti jamak dengan bentuk yang berubah dari bentuk mufrodnya secara tidak beraturan sehingga perlu dihafal.<br />Pada saat : <br />Rofa’ tandanya dhommh<br /> Nashob tandanya Fathah<br />Jer tandanya Kasroh<br /><br />Contoh :<br /><br /><span style="font-size:130%;">جاَءَ رِجاَلٌُ </span> ( Orang-orang laki-laki telah datang) --------------->>Rofa’<br /><span style="font-size:130%;">رَأَيْتُ رِجاَلاًًَ</span> ( Saya telah melihat orang – orang laki-laki) ------->>Nashob<br /><span style="font-size:130%;">مَرَرْتُ بِرِجاَلِ</span> (Saya datang dengan orang-orang laki-laki) Jer--->>Jer<br /><br />Bentuk mufrod dari <span style="font-size:130%;">رِجاَلٌُ</span> adalah<span style="font-size:130%;">رَجُلٌُ</span><br /><br /><span style="font-weight: bold;">3. Isim Jamak Muannast Salim</span><br /><br />Adalah Isim yang menunjukkan arti jamak dengan bentuk yang teratur yaitu dengan adanya tambahan <span style="font-size:130%;">ت <span style="font-size:130%;">+</span> ا</span> dari bentuk mufrodnya serta menunjukkan arti perempuan.<br />Pada saat : <br />Rofa’ tandanya dhommh<br /> Nashob tandanya Kasroh<br />Jer tandanya Kasroh<br /><br />Contoh :<br /><br /> <span style="font-size:130%;">مُسْلِماَتٌُ جاَءَتْ</span> ( Orang-orang perempuan telah datang----------->>Rofa’<br /><span style="font-size:130%;">رَأَيْتُ مُسْلِماَتٍِ</span> ( Saya telah melihat orang – orang perempuan)--->>Nashob<br /><span style="font-size:130%;">مَرَرْتُ بِمُسْلِماَتٍِ</span> (Saya datang dengan orang-orang perempuan) Jer----->>Jer<br /><br />Bentuk mufrod dari <span style="font-size:130%;">مُسْلِماَتٌُ</span> adalah <span style="font-size:130%;">مُسْلِمٌُ</span><br /><br /><span style="font-weight: bold;">4. Isim Tastniyah</span><br /><br /><div style="text-align: justify;">Adalah isim yang menunjukkan arti dua baik pada mudzakar maupun muannast.<br />Ciri isim tastniyah adalah adanya tambahan <span style="font-size:130%;">ن + ا</span> pada saat rofa’ dan tambahan <br /><span style="font-size:130%;">ن + ي</span> pada saat nashob dan jer dari bentuk mufrodnya.<br /><br /></div>Pada saat : <br />Rofa’ tandanya<span style="font-size:130%;"> ا</span><br /> Nashob tandanya <span style="font-size:130%;">ي</span><br />Jer tandanya <span style="font-size:130%;">ي</span><br /><br />Contoh :<br /><br /> <span style="font-size:130%;">رَجُلاَنِ جاَءَ</span> ( Dua orang laki-laki telah datang------------------>>Rofa’<br /><span style="font-size:130%;">رَأَيْتُ رَجُلَيْنِ</span> ( Saya telah melihat dua orang laki-laki)----------->>Nashob<br /><span style="font-size:130%;">مَرَرْتُ بِرَجُلَيْنِ</span> (Saya datang dengan dua orang laki-laki) Jer----->>Jer<br /><br />Bentuk mufrod dari <span style="font-size:130%;">رَجُلاَن</span> dan <span style="font-size:130%;">رَجُلَيْنِ</span> adalah <span style="font-size:130%;">رَجُلٌُ</span><br /><br /><span style="font-size:130%;">5. Isim Jamak Mudzakar salim.</span><br /><br /><div style="text-align: justify;">Adalah Isim yang menunjukkan arti jamak dengan bentuk yang teratur yaitu dengan adanya tambahan <span style="font-size:130%;">ن + و</span> pada saat rofa’ dan tambahan <span style="font-size:130%;">ن + ي</span> pada saat Nashob dan jer dari bentuk mufrodnya.<br /><br /></div>Pada saat : <br />Rofa’ tandanya <span style="font-size:130%;">و</span><br /> Nashob tandanya <span style="font-size:130%;">ي</span><br />Jer tandanya <span style="font-size:130%;">ي</span><br /><br />Contoh :<br /><br /> <span style="font-size:130%;">مَرَّ مُسْلِمُوْنَ </span> ( Orang-orang laki-laki telah datang )--------------->> Rofa’<br /> <span style="font-size:130%;">رَأَيْتُ مُسْلِمِيْنَ</span> ( Saya telah melihat orang-orang laki-laki )--------->> Nashob<br /> <span style="font-size:130%;">مَرَرْتُ بِمُسلِمِيْنََ</span> ( Saya datang dengan Orang-orang laki-laki)------>> Jer<br /><br />Bentuk mufrod dari <span style="font-size:130%;">مُسْلِمُوْنَ</span> adalah <span style="font-size:130%;">مُسْلِمٌُ</span><br /><br /><div style="text-align: justify;">Catatan : Isim tastniyah dan jamak mudzakar salim sepintas memang mirip. Tetapi sebenarnya keduanya memiliki perbedaan yang mendasar, yaitu pada isim tastniyah harokat huruf sebelum ya’ adalah fathah sedangkan pada jama’ mudzakar salim harokat huruf sebelum ya’ adalah kasroh.<br /></div>Muhajir Anshorihttp://www.blogger.com/profile/05109851398991750739noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6945784234135551037.post-86269628784009518672010-06-13T05:15:00.000-07:002010-06-13T05:43:24.705-07:00I'RABI’RAB<br /><br />Adalah berubahnya beberapa akhirnya kalimah (kata) karena perbedaan ‘Amil yang masuk pada kalimah (kata) tersebut.<br /><br />‘Amil adalah sesuatu yang dapat menyebabkan akhir suatu kata dibaca berbeda.<br /><br />Contoh :<br /><br /><span style="font-size:130%;">قَرَأَ زَيْدٌُ</span> ( Zaid telah membaca)<br /><span style="font-size:130%;">رَأَيْتُ زَيْداًَ</span> ( Saya telah melihat zaid)<br /><span style="font-size:130%;">مَرَرْتُ بِزَيْدٍِ</span> ( Saya datang dengan zaid)<br /><br />Perhatikan kata <span style="font-size:130%;">زَيْدٌُ</span> pada ke-3 contoh diatas. Pada contoh pertama <span style="font-size:130%;">زَيْدٌُ</span> berharokat dhommah, pada contoh ke-2 berharokat fathah sedangkan pada contoh ke-3 berharokat kasroh. Terjadinya perbedaan harokat huruf akhir pada kata tersebut adalah disebabkan oleh pebedaan ‘amil yamg memasukinya. Yaitu <span style="font-size:130%;">قَرَأَ, رَأَيْتُ</span>, dan <span style="font-size:130%;">مَرَرْتُ</span>.<br /><br />Macam-Macam I’rab<br />I’rab ada 4 macam yaitu :<br /> a.Rofa’<br /> b.Nashob<br /> c.Jer<br /> d.Jazm<br /><br />Diantara keempat I’rab tersebut yang dapat menjadi I’rabnya isim adalah Rofa’,Nashob dan jer. Sedangkan yang dapat menjadi I’rabnya fi’il adalah Rofa’, Nashob dan Jazm. Dengan kata lain jer adalah I’rab yang khusus pada isim dan Jazm adalah I’rab yang khusus pada fi’il.Muhajir Anshorihttp://www.blogger.com/profile/05109851398991750739noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6945784234135551037.post-86496031700986632462010-06-13T05:05:00.002-07:002010-06-13T05:12:31.304-07:00Jumlah Fi'liyahJUMLAH FI’LIYAH<br /><br />Adalah jumlah yang diawali dengan kalimah fi’il.<br />Terdiri dari fi’il (kata kerja) dan fa’il (pelaku).<br /><br />Fa’il/subyek adalah isim yang terletak setelah fi’il ma’lum ( Kata kerja aktif) dan berfungsi sebagai pelaku kata kerja tersebut.<br /><br />Apabila fa’il berbentuk muannast ( feminin) maka fi’il juga harus muannast. Begitu juga apabila berbentuk mudzakar.<br /><br />Namun apabila fa’il berbentuk mutsanna (ganda) ataupun jamak (banyak) maka fi’il harus tetap mufrod (tunggal).<br /><br />Contoh :<br /><br /><span style="font-size:130%;"><span style="color: rgb(255, 0, 0);">قَرَأَ</span> مُحَمَّدٌُ</span> (Muhammad telah membaca)<br /><span style="font-size:130%;"><span style="color: rgb(255, 0, 0);">قَرَأَتْ</span> هِنْدٌُ </span> (Zaid sedang membaca)<br /><span style="font-size:130%;"><span style="color: rgb(255, 0, 0);">يَقْرَأُ</span> زَيْدٌُ</span> (Hindun telah membaca)<br /><span style="font-size:130%;"><span style="color: rgb(255, 0, 0);">يَقْرَأُ</span> الطَّالِبُوْنَ</span> (Para siswa sedang membaca)<br /><br />Keterangan : kata yang berwarna merah adalah fi’il sedangkan yang berwarna putih adalah fa'il.<br /><div style="text-align: justify;">Pada contoh 1 dan 2 dapat kita lihat kesesuaian antara fi’il dan fa’il dalam jenisnya yaitu mudzakar dan muannast. Sedangkan pada contoh 3 dan 4 dapat kita lihat bahwa berapapun bilangan failnya fi’il harus tetap mufrod.<br /></div>Muhajir Anshorihttp://www.blogger.com/profile/05109851398991750739noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6945784234135551037.post-91767207337041030552010-06-13T02:00:00.000-07:002010-06-19T07:44:11.067-07:00Jumlah Ismiyah1. JUMLAH ISMIYAH<br />Adalah jumlah (kalimat) yang diawali dengan kalimah isim (kata benda).<br />Susunan kalimatnya terdiri dari mubtada’ dan khobar.<br /><br /><div style="text-align: justify;">Mubtada’ adalah subyek pada jumlah ismiyah dan terletak diawal jumlah.<br />Sifat dari mubtada' adalah<br /> a.Harus berupa isim ma'rifat.<br /> b.I’robnya rofa’.<br /><br />Khobar adalah predikat pada jumlah ismiyah dan berfungsi untuk menerangkan keadaan mubtada' serta bisa berupa kata ataupun kalimat ( sebagai anak kalimat). I'robnya khobar juga rofa'.<br /><br />Mubtada’ dan Khobar harus sama dalam hal bilangan dan jenisnya. Apabila mubtada’nya isim mudzakar (laki-laki), khobarnya harus isim mudzakar. Begitu pula apabila mubtada’ berupa isim mufrod (kata tunggal), khobarnya juga harus isim mufrod.<br /></div><br />Contoh :<br /><br /><span style="font-size:130%;"><span style="color: rgb(255, 0, 0);">زَيْدٌُ</span> أُسْتاَذٌُ</span> ( Zaid adalah seorang guru)<br /><span style="font-size:130%;">ا<span style="color: rgb(255, 0, 0);">لرَّجُلاَنِ</span> أُسْتاَذاَنِ</span> ( dua orang orang laki-laki itu adalah 2 guru)<br /><span style="font-size:130%;"><span style="color: rgb(255, 0, 0);">زَيْدٌُ</span> بَيْتُهُ كَبِيْرٌُ</span> ( Zaid rumahnya besar)<br /><br />Keterangan :<br /><br />Kata yang berwarna merah adalah mubtada’ sedangkan yang berwarna hitam adalah khobar.<br />Pada contoh 1 dan contoh 2 dapat kita lihat kesesuaian anara mubtada’ dan khobar dalam hal bilangannya. Sedangkan pada contoh 3 khobarnya adalah berupa jumlah/kalimat.<br /><br />Jumlah ismiyah bisa berbentuk kalimat nominal apabila khobarnya berupa kalimah isim (kata benda)<br /><br />Contoh :<span style="font-size:130%;"> <span style="color: rgb(255, 0, 0);">زَيْدٌُ</span> طاَلِبٌُ</span> (Zaid adalah seorang pelajar)<br /><span style="font-size:130%;"><br /></span><br />Jumlah ismiyah bisa berbentuk kalimat verbal apabila khobarnya berupa kalimah fi'il (kata kerja)<br /><br />Contoh : <span style="font-size:130%;"> <span style="color: rgb(0, 0, 0);"><span style="color: rgb(255, 0, 0);">زَيْدٌُ</span> جاَءَ الَي الْمَدْرَسَةِ<span style="font-size:130%;"></span></span></span> (Zaid telah datang ke sekolah)<br /><br />Keterangan<br /><div style="text-align: justify;">Pada kalimat pertama dapat kita lihat bahwa khobarnya berupa kalimah isim yaitu <span style="font-size:130%;">طاَلِبٌُ</span> sehingga terbentuk kalimat nominal sedangkan pada kalimat ke-dua khobarnya berupa kalimah fi'il yaitu <span style="font-size:130%;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size:130%;">جاَءَ</span></span></span><span style="font-size:130%;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">َ</span></span> sehingga terbentuk kalimat verbal.<br /><br />Wallaahu A'lam<br /></div>Muhajir Anshorihttp://www.blogger.com/profile/05109851398991750739noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-6945784234135551037.post-47866148859999850372010-06-11T15:47:00.000-07:002010-06-15T01:50:37.376-07:00Silabus Nahwu<div style="text-align: center;"> SILABUS NAHWU<br /></div><br />1 Penegertian Nahwu, Shorof, Kalimah (kata), Jumlah (kalimat).<br />2 Isim (kata benda)<br /> 2.1 Menegenal <a href="http://anshorigma.blogspot.com/2010/05/ciri-ciri-isim.html">ciri-ciri isim</a><br /> 2.2 macam-macam isim <a href="http://anshorigma.blogspot.com/2010/05/isim-berdasarkan-jenisnya.html">berdasarkan jenisnya</a> (maskulin/feminin)<br /> 2.3 macam-macam isim <a href="http://anshorigma.blogspot.com/2010/05/pembagian-isim-bedasarkan-jumlahnya.html">berdasarkan bilangannya</a>(singular/plural)<br /> 2.4 macam-macam isim <a href="http://anshorigma.blogspot.com/2010/06/isim-berdasarkan-kejelasannya.html">berdasarkan kejelasannya</a>(definit/indefinit)<br /> 2.5 macam-macam isim <a href="http://anshorigma.blogspot.com/2010/06/pembagian-isim-bedasarkan-perubahan.html">berdasarkan perubahan harokat akhirnya</a> (mabni/mu'rab)<br />3 <a href="http://anshorigma.blogspot.com/2010/06/fiil_13.htm">Fi'il</a> (kata kerja)<br /> 3.1 Fi'il madhi (Past Tense)<br /> 3.2 Fi'il Mudhori ( Present, Future Tense)<br /> 3.3 Fi'il Amar (kata kerja perintah)<br /> 3.4 Macam-macam fi'il berdasarkan waktunya (Madhi/ Mudhori'/ Amar)<br /> 3.5 Macam-macam fi'il berdasarkan pelakunya (Aktif/Pasif)<br /> 3.6 Macam-macam fi'il berdasarkan obyeknya (transitif/intransitif)<br /> 3.7 Macam-macam fi'il berdasarkan perubahan harokat akhirnya (mabni/mu'rab)<br />4 Huruf (partikel)<br />5 Jumlah (kalimat)<br /> 5.1 <a href="http://anshorigma.blogspot.com/2010/06/jumlah-ismiyah.html">Jumlah ismiyah</a> ( kalimat ang diawali dengan kata benda)<br /> 5.2 <a href="http://anshorigma.blogspot.com/2010/06/jumlah-filiyah_13.html">Jumlah fi'liyah</a> (klimat yang diawali dengan kata kerja)<br />6 <a href="http://anshorigma.blogspot.com/2010/06/irab-adalah-berubahnya-beberapa.html">I'rob</a> (Perubahan akhir kata) dan macam-macamnya<br />7 Isim-isim yang mabni (harokat akhirnya tidak dapat berubah)<br /> 7.1 isim dhomir (kata ganti)<br /> 7.2 isim isyaroh (kata tunjuk)<br /> 7.3 isim maushul (kata hubung)<br /> 7.4 isim istifham (kata tanya)<br />8 <a href="http://anshorigma.blogspot.com/2010/06/isim-isim-yang-murob.html">Isim-isim yang mu'rob</a> (harokat akhirnya dapat berubah-ubah)<br /> 8.1 Isim mufrod (Kata Tunggal)<br /> 8.2 Jama' Taksir (Jamak bentuk irreguler)<br /> 8.3 Jama' Muannast Salim<br /> 8.4 Isim tastniyah<br /> 8.5 Jama' mudzakar salim<br /> 8.6 Aasma'ul khomsah<br />9 Fi'il yang mu'rob (harokat akhirnya dapat berubah-ubah)<br /> 9.1 Fi'il mudhori' shohih akhir yang tidak bertemu dengan syai'<br /> 9.1 Fi'il mudhori' mu'tal akhir yang tidak bertemu dengan syai'<br /> 9.1 Fi'il mudhori' yang bertemu dengan syai'<br />10 Isim -isim yang dibaca rofa'<br /> 10.1 Mubtada'<br /> 10.2 Khobar<br /> 10.3 Isim-nya inna<br /> 10.4 Khobarnya kaana<br /> 10.5 Fa'il (Subyek pada kata kerja akif)<br /> 10.6 Na'ibul fa'il (Subyek pada kata kerja pasif)<br /> 10.7 Tawabi'<br />11 Isim -isim yang dibaca nashob<br /> 11.1 Khobarnya Kaana<br /> 11.2 Isimnya Inna<br /> 11.3 Maf'ul Bih (Obyek)<br /> 11.4 Maf'ul Muthlaq<br /> 11.5 Maf'ul Li Ajlih<br /> 11.6 Maf'ul Ma'ah<br /> 11.7 Maf'ul Fiih <br /> 11.8 Hal<br /> 11.9 Mustasna<br /> 11.10 Munada<br /> 11.11 Tamyiz<br /> 11.12 Tawabi'<br />12 Isim -isim yang dibaca Jer<br /> 12.1 Mudhof Ilaih (Kata majemuk)<br /> 12.2 Tawabi'Muhajir Anshorihttp://www.blogger.com/profile/05109851398991750739noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-6945784234135551037.post-19234222244281092512010-06-05T08:43:00.001-07:002010-06-13T00:18:32.726-07:00Al-Qiyamah<a href="http://alqiyamah.wordpress.com/2009/11/cara-membuat%20link.html" onmouseover="window.location=this.href"><br /></a>Muhajir Anshorihttp://www.blogger.com/profile/05109851398991750739noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6945784234135551037.post-64203378853379636392010-05-23T01:50:00.001-07:002010-06-13T01:08:12.703-07:00ISIM BERDASARKAN BILANGANNYA<p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b>PEMBAGIAN ISIM BEDASARKAN BILANGANNYA<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal">Sebelum kita membahas pembagian isim berdasarkan bilangannya kita perlu mengenal terlebih dahulu beberapa istilah yang akan digunakan yaitu : </p> <p class="MsoNormal" style="text-indent: 35.45pt;"><span style="font-size:130%;"><span dir="rtl" style="line-height: 115%;" lang="AR-SA"> <span style="font-size:100%;">Tunggal</span> <span>مُفْرَد</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent: 35.45pt;"><span dir="rtl" style="line-height: 115%;font-size:130%;" lang="AR-SA">تَثْنِيَّه</span><span style=""> </span>Ganda</p> <p class="MsoNormal" style="text-indent: 35.45pt;"><span dir="rtl" style="line-height: 115%;font-size:130%;" lang="AR-SA">جَمَع</span><span style=""> </span>Jamak</p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><b><span style=""><span style="">1.<span style=""> </span></span></span></b><!--[endif]--><b> ISIM MUFROD<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle">Adalah isim yang menunjukkan arti tunggal baik pada mudzakar maupun muannast.</p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle">Contoh : <span dir="rtl" style="line-height: 115%;font-size:130%;" lang="AR-SA">أُسْتَاذٌُ</span> ( Pak guru), <span dir="rtl" style="line-height: 115%;font-size:130%;" lang="AR-SA">أُسْتَاذَةٌُ</span><span dir="rtl" style="line-height: 115%; font-weight: bold;font-size:130%;" lang="AR-SA"> </span><span style="font-weight: bold;font-size:130%;" > </span>(Bu guru),</p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent: 36pt;"><span style=""> </span><span dir="rtl" style="line-height: 115%;" lang="AR-SA"><span style="font-size:130%;"><span>مٌُسْلِمٌ</span><span style="font-weight: bold;"> </span></span> </span><span style="">( Seorang islam laki-laki), </span><span dir="rtl" style="line-height: 115%;font-size:130%;" lang="AR-SA">مٌُسْلِمَةٌُ</span><span dir="rtl" style="line-height: 115%; font-weight: bold;font-size:130%;" lang="AR-SA"> </span><span style=""><span style=""> </span>(Seorang islam perempuan)<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><b><span style=""><span style="">2.<span style=""> </span></span></span></b><!--[endif]--><b> ISIM TASTNIYAH<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle">Adalah isim yang menunjukkan arti dua baik pada mudzakar maupun muannast.</p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle">Contoh : <span dir="rtl" style="line-height: 115%;font-size:130%;" lang="AR-SA">أُسْتَاذَانِ</span><span style="font-size:130%;"><span>, اُسْتاَذَيْنِ</span></span> ( dua orang guru laki-laki) <br /></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle"><span style=""> </span><span style=""> </span><span style=""> </span><span dir="rtl" style="line-height: 115%;font-size:130%;" lang="AR-SA">أُسْتَاذَتاَنِ</span><span style="font-size:130%;"><span>, </span></span><span dir="rtl" style="line-height: 115%;font-size:130%;" lang="AR-SA">أُسْتَاذَتَيْن ِ </span> ( dua orang guru perempuan)</p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 78pt; text-indent: -42pt; text-align: justify;">Catatan : Pada contoh diatas isim tastniyah yang menggunakan <span style="font-size:130%;"><span style="font-weight: bold;">ن + ا</span></span> adalah apabila dibaca rofa’, <span style=""> </span>sedangkan yang menggunakan<span style="font-size:130%;"><span style="font-weight: bold;"> ن + ي</span></span> adalah apabila dibaca nashob dan jer. </p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 78pt; text-indent: -42pt;"><span style=""> </span>Penjelasan mengenai Rofa’, Nashob dan Jer akan dibahas pada bab I’rab.</p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><b><span style=""><span style="">3.<span style=""> </span></span></span></b><!--[endif]--><b> ISIM JAMAK<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle">Adalah isim yang menunjukkan arti jamak baik pada mudzakar maupun muannast.</p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle"><span style=""> </span>Isim jamak berdasarkan keteraturan bentuknya terbagi menjadi 2 yaitu :</p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 54pt; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><b><span style=""><span style="">a.<span style=""> </span></span></span></b><!--[endif]--><b>Isim Jamak Taksir<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 54pt;">Adalah isim jamak yang berubah dari bentuk mufrodnya dengan perubahan yang tidak beraturan sehingga perlu dihafal.</p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 72pt;">Contoh : : <span dir="rtl" style="line-height: 115%;font-size:130%;" lang="AR-SA">بُيُوْتٌُ</span><span lang="AR-SA"> </span>Rumah-rumah, bentuk tunggalnya <span dir="rtl" style="line-height: 115%;font-size:130%;" lang="AR-SA">بَيْتٌُ</span><span style=""><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 120.5pt;"><span dir="rtl" style="line-height: 115%;font-size:130%;" lang="AR-SA">رُسُلٌُ </span> Rosul-rosul, bentuk tunggalnya <span dir="rtl" style="line-height: 115%;font-size:130%;" lang="AR-SA">رَسُوْلٌُ</span><span style=""><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 54pt;"><span style=""><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 54pt; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><b><span style=""><span style="">b.<span style=""> </span></span></span></b><!--[endif]--><b>Isim Jamak salim <o:p></o:p></b></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 54pt;">Adalah isim jamak yang berbah dari bentuk mufrodnya dengan perubahan yang teratur.</p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 54pt;">Sehingga ada 2 macam isim jamak salim :</p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 90pt; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family:Wingdings;"><span style=""><span style=""> </span></span></span><!--[endif]--><b> Isim Jamak Mudzakar Salim <o:p></o:p></b></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 90pt;">Isim jamak<span style=""> </span>salim yang menunjukkan arti laki-laki.</p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 90pt;">Ciri-cirinya adalah adanya tambahan <span dir="rtl" style="line-height: 115%; font-weight: bold;font-size:130%;" lang="AR-SA">ن+ و</span><span dir="ltr"></span><span style="" lang="AR-SA"><span dir="ltr"></span> </span>dan <span dir="rtl" style="line-height: 115%; font-weight: bold;font-size:130%;" lang="AR-SA">ن + ي</span><span dir="ltr"></span><span dir="ltr"></span><span style=""> </span>pada bentuk mufrodnya<span style=""> </span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 90pt;">Contoh : <span dir="rtl" style="line-height: 115%;font-size:130%;" lang="AR-SA">مُسْلِمُوْن </span><span> </span>, <span dir="rtl" style="line-height: 115%;font-size:130%;" lang="AR-SA">مُسْلِمِيْنَ </span><span style=""> </span>( Orang-orang islam laki-laki)</p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 90pt; text-align: justify;">Catatan : Pada Contoh isim jamak mudzakar salim dengan memakai <span dir="rtl" style="line-height: 115%; font-weight: bold;font-size:130%;" lang="AR-SA">ن+ و</span><span style=""> adalah pada saat dibaca rofa’, sedangkan dengan memakai<span style="font-size:130%;"><span style="font-weight: bold;"> </span></span></span><span dir="rtl" style="line-height: 115%; font-weight: bold;font-size:130%;" lang="AR-SA">ن + ي</span><span style=""> </span><span style="">adalah pada saat dibaca nashob dan jerr.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 90pt; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family:Wingdings;"><span style=""><span style=""> </span></span></span><!--[endif]--><b> Isim Jamak Muannast Salim</b> </p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 90pt;"><span style=""> </span>Isim jamak salim yang menunjukkan arti perempuan.</p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 90pt;">Ciri-cirinya adalah adanya tambahan<span style=""> <span style="font-size:130%;"><span style="font-weight: bold;"> </span></span></span><span dir="rtl" style="line-height: 115%; font-weight: bold;font-size:130%;" lang="AR-SA">ت + ا</span><span style=""> </span>pada bentuk mufrodnya.</p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 90pt;">Contoh : <span dir="rtl" style="line-height: 115%;" lang="AR-SA"><span style="font-size:130%;"><span>مُسْلِماَت</span></span> </span><span style=""> </span>( Orang-orang islam prempuan)</p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: 90pt;"><span style=""> </span><span style=""> </span><span style=""> </span><span style=""> </span><span dir="rtl" style="line-height: 115%;font-size:130%;" lang="AR-SA">مُؤْمِناَت </span><span dir="rtl" style="line-height: 115%; font-weight: bold;font-size:130%;" lang="AR-SA"> </span> (Oarang-orang mukmin perempuan)</p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p>Muhajir Anshorihttp://www.blogger.com/profile/05109851398991750739noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6945784234135551037.post-54292532788026533672010-05-23T00:32:00.000-07:002010-06-15T21:20:32.309-07:00ISIM BERDASARKAN JENISNYA<p style="text-align: center;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><b>PEMBAGIAN ISIM BEDASARKAN JENISNYA</b></span></p><p style="text-align: left;" class="MsoNormal"> </p><p style="text-align: justify;" class="MsoNormal">Berdasarkan jenisnya kata benda dapat dibedakan menjadi kata benda jenis laki-laki dan kata benda jenis perempuan. Pembagian kata benda berdasarka jenis dalam bahasa arab adalah sangat penting karena hal ini akan menyangkut pada pemakaian dhomir (kata ganti) dan juga pemakaian fi’il (kata kerja). Seperti contoh :</p> <p class="MsoNormal" style=""><span dir="rtl" style="font-size: 14pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";" lang="AR-SA">هُوَ طَبِيْبٌُ </span><span style="">Dia adalah dokter (laki-laki)<span style=""> </span></span><span dir="rtl" style="font-size: 14pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";" lang="AR-SA">هِيَ طَبِيْبَةٌُ</span><span dir="ltr"></span><span style=""><span dir="ltr"></span><span style=""> </span>Dia adalah dokter (perempuan)<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style=""><span dir="rtl" style="font-size: 14pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";" lang="AR-SA">جاَءَ مُحَمَّدٌُ<span style=""> </span></span><span style="">Muhammad telah datang<span style=""> </span><span style=""> </span></span><span dir="rtl" style="font-size: 14pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";" lang="AR-SA">جاَءَتْ هِنْدٌُ</span><span dir="ltr"></span><span style="" lang="AR-SA"><span dir="ltr"></span> <span style=""> </span></span><span style="">Hindun telah datang<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="">Pada contoh diatas : </span><span dir="rtl" style="font-size: 14pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";" lang="AR-SA">طَبِيْبٌُ</span><span dir="ltr"></span><span style=""><span dir="ltr"></span> adalah isim mudzakar (kata benda jenis laki-laki) sehingga kata ganti yang digunakan juga harus berjenis laki-laki yaitu </span><span dir="rtl"></span><span dir="rtl" style="font-size: 14pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";" lang="AR-SA"><span dir="rtl"></span><span style=""> </span>هُوَ</span><span dir="ltr"></span><span style=""><span dir="ltr"></span> (He).<span style=""> </span>Pada contoh ke-2 </span><span dir="rtl" style="font-size: 14pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";" lang="AR-SA">طَبِيْبَةٌُ</span><span dir="ltr"></span><span style=""><span dir="ltr"></span><span style=""> </span>adalah isim muannast (kata benda jenis perempuan) sehingga kata ganti yang digunakan juga harus berjenis perempuan yaitu </span><span dir="rtl" style="font-size: 14pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";" lang="AR-SA">هِيََ</span><span dir="ltr"></span><span style=""><span dir="ltr"></span> (She). <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style=""><span dir="rtl" style="font-size: 14pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";" lang="AR-SA">مُحَمَّدٌُ</span><span dir="ltr"></span><span style=""><span dir="ltr"></span> adalah isim mudazakar sehingga fi’il (kata kerja) yang digunakan juga harus mudzakar. Begitu juga dengan </span><span dir="rtl" style="font-size: 14pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman","serif";" lang="AR-SA">هِنْدٌُ </span><span dir="ltr"></span><span style=""><span dir="ltr"></span><span style=""> </span>adalah isim muannast sehingga menggunakan fi’il muannast.<o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;">Sebelum kita membahas pembagian isim (kata benda ) berdasarkan jenisnya ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu bebrapa istilah yang akan digunakan :</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span dir="rtl" style="line-height: 115%;font-size:130%;" lang="AR-SA" >مُذَكَر</span> = Laki-laki</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:130%;"><span dir="rtl" style="line-height: 115%;" lang="AR-SA">مُؤَنّث</span></span><span style="font-size:100%;"> = Perempuan</span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:100%;"><b><span style=""><span style="">1.<span style=""> </span></span></span></b><b>ISIM MUDZAKAR<o:p></o:p></b></span><!--[endif]--></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 7.1pt; text-indent: 28.9pt;"><span style="font-size:100%;">Adalah kata benda yang menunjukkan arti laki-laki baik manusia, hewan ataupun benda mati yang dikategorikan sebagai mudzakar.</span></p><p class="MsoNormal" style="margin-left: 7.1pt; text-indent: 28.9pt;"><span style="font-size:100%;">Contoh : </span><span style="font-size:100%;"><span dir="rtl" style="line-height: 115%;font-size:130%;" lang="AR-SA" ><span style="font-weight: bold;"> </span><span>اَلرَّجُلُ</span></span>Seorang laki-laki, </span><span style="font-size:100%;"><span dir="rtl" style="line-height: 115%;" lang="AR-SA"><span style="font-size:130%;">مُحَمّدٌُ</span> </span></span><span lang="AR-SA" style="font-size:100%;"> <span style=""> </span><span style=""> </span><span style=""> </span></span><span style="font-size:100%;"> Muhammad,</span><span style="font-size:130%;"><span dir="rtl" style="line-height: 115%;" lang="AR-SA"></span></span></p><p class="MsoNormal" style="margin-left: 7.1pt; text-indent: 28.9pt;"><span lang="AR-SA" style="font-size:100%;"><span style="font-weight: bold;"> </span></span><span style="font-size:100%;"> </span><span style="font-size:130%;"><span dir="rtl" style="line-height: 115%;" lang="AR-SA">اَلْمِصْباحُ</span></span><span lang="AR-SA" style="font-size:100%;"><span style="font-weight: bold;"> </span></span><span style="font-size:100%;"> Lentera <span style=""> </span><span style=""> </span>(adalah contoh benda mati yang dikategorikan <span style=""> </span>sebagai mudzakar.)</span></p><p class="MsoNormal" style="margin-left: 7.1pt; text-indent: 28.9pt;"><br /><span dir="rtl" style="line-height: 115%;font-size:100%;" lang="AR-SA" ><span style=""> </span></span><span style="font-size:100%;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:100%;"><b><span style=""><span style=""> 2.<span style=""> </span></span></span></b><b> ISIM MUANNATS<o:p></o:p></b></span><!--[endif]--></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle"><span style="font-size:100%;">Adalah kata benda yang menunjukkan arti perempuan baik manusia, hewan ataupun benda mati yang dikategorikan sebagai muannast. </span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle"><span style="font-size:100%;">Contoh :</span><span style="font-size:100%;"> <span style="font-size:130%;"> </span></span><span dir="rtl" style="line-height: 115%;font-size:100%;" lang="AR-SA" ><span style="font-size:130%;">عَائِشَةُ</span> </span><span style="font-size:100%;"> </span><span style="font-size:100%;"> </span><span style="font-size:100%;">‘Aisyah,</span><span dir="rtl" style="line-height: 115%;" lang="AR-SA"><span style="font-size:130%;">الدَّجَاجَةُ </span> </span><span lang="AR-SA" style="font-size:100%;"> </span><span style="font-size:100%;">Ayam betina</span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: 6cm; text-indent: -134.1pt;"><span style="font-size:100%;"> <span> </span></span><span dir="rtl" style="line-height: 115%;font-size:130%;" lang="AR-SA" >الشَّمْسُ </span><span style="font-size:100%;"><span> </span><span style="font-weight: bold;"> </span></span><span style="font-size:100%;">Matahari (adalah contoh benda mati yang dikategorikan </span><span style="font-size:100%;"> </span><span style="font-size:100%;">sebagai muannast)</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"> </span><span style="font-size:100%;">Ada beberapa cara membedakan isim mudzakar dengan isim muannast yaitu :<b><o:p></o:p></b></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left: 54pt; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:100%;"><b><span style=""><span style=""> </span></span></b><span style=""><span style="">1.</span></span><b><span style=""><span style=""><span style=""> </span></span></span></b>Dengan membedakan jenis kelaminnya.<b><o:p></o:p></b></span><!--[endif]--></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 54pt;"><span style="font-size:100%;"><b><o:p> </o:p></b></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 54pt;"><span style="font-size:100%;">Contoh : <b>Mudzakar</b></span><span style="font-size:100%;"> </span><span style="font-size:100%;"> </span><span style="font-size:100%;"><span dir="rtl" style="line-height: 115%;" lang="AR-SA"><span style="font-size:130%;">اَلرَّجُلُ</span> <span style=""> </span></span></span><span lang="AR-SA" style="font-size:100%;"><span style="font-weight: bold;"> </span><span style=""> </span><span style=""> </span></span><span style="font-size:100%;"> Seorang laki-laki,</span><span style="font-size:100%;"><span dir="rtl" style="line-height: 115%;" lang="AR-SA"><span style="font-size:130%;">الدِّيْكُ</span></span></span><span style="font-size:100%;">Ayam jantan</span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 54pt;"><span style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 54pt;"><span style="font-size:100%;"> </span><span style="font-size:100%;"><b>Muannast </b></span><span style="font-size:100%;"> </span><span style="font-size:100%;"> </span><span style="font-size:130%;"><span dir="rtl" style="line-height: 115%;" lang="AR-SA">الْمَرْأَةُ</span></span><span style="font-size:100%;"><span style="font-weight: bold;"> </span> </span><span style="font-size:100%;"> </span><span style="font-size:100%;">Seorang perempuan, </span><br /></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 155.95pt;"><span style="font-size:130%;"><span dir="rtl" style="line-height: 115%;" lang="AR-SA">الدَّجَاجَة </span></span><span style="font-size:100%;">Ayam betina</span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 155.95pt;"><span style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 54pt; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:100%;"><span style=""><span style="">2.<span style=""> </span></span></span>Dengan pengelompokan secara bahasa<b><o:p></o:p></b></span><!--[endif]--> </p><p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left: 54pt;"><span style="font-size:100%;">Isim muannast biasa memiliki cirri-ciri sebagai berikut :</span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 72pt; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:100%;"><span style="">a.<span style=""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:100%;">Diakhiri denga ta marbuthoh (</span><span dir="rtl" style="line-height: 115%; font-weight: bold;font-size:130%;" lang="AR-SA" >ة</span><span style="font-size:100%;">)</span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 72pt;"><span style="font-size:100%;">Contoh : </span><span style="font-size:100%;"> </span><span dir="rtl" style="line-height: 115%;" lang="AR-SA"><span style="font-size:130%;">خَدِيْجَةُ </span><span style=""> </span></span><span lang="AR-SA" style="font-size:100%;"><span style=""> </span><span style=""> </span></span><span style="font-size:100%;">Khodijah, </span><span dir="rtl" style="line-height: 115%;" lang="AR-SA"><span style="font-size:130%;">مَدْرَسَة ُ </span> </span><span style="font-size:100%;">Sekolah, </span><span dir="rtl" style="line-height: 115%;" lang="AR-SA"><span style="font-size:130%;">الشَّجَرَة</span> </span><span style="font-size:100%;">Pohon</span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left: 72pt; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:100%;"><span style="">b.<span style=""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:100%;">Anggota tubuh yang berpasang-pasang</span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 72pt;"><span style="font-size:100%;">Contoh :</span><span style="font-size:100%;"><span style="font-size:130%;"> <span style="font-weight: bold;">عَيْنٌُ </span></span></span><span style="font-size:100%;">Mata</span></p><p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: 72pt; text-indent: 83.95pt;"><span dir="rtl" style="line-height: 115%; font-weight: bold;font-size:130%;" lang="AR-SA" >يَدٌُ</span><span style="font-size:100%;"> Tangan</span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 72pt; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:100%;"><span style="">c.<span style=""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:100%;">Jamak Taksir</span><span style="font-size:100%;"> </span><span style="font-size:100%;">: jamak taksir dikategorikan sebagai muannast ( jamak taksir akan dibahas tersendiri pada bab Isim Jamak)</span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 72pt;"><span style="font-size:100%;">Contoh : <span style="font-size:130%;"> </span></span><span style="font-size:100%;"><span dir="rtl" style="line-height: 115%;font-size:130%;" lang="AR-SA" >بُيُوْتٌُ</span> Rumah-rumah, bentuk tunggalnya </span><span style="font-size:130%;"><span dir="rtl" style="line-height: 115%;" lang="AR-SA">بَيْتٌُ</span></span><span style="font-size:100%;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 72pt;"><span dir="rtl" style="line-height: 115%;font-size:100%;" lang="AR-SA" ><span><span style="font-size:130%;">رُسُلٌُ </span></span><span style="font-weight: bold;"> </span> </span><span style="font-size:100%;"> Rosul-rosul, bentuk tunggalnya </span><span style="font-size:130%;"><span dir="rtl" style="line-height: 115%;" lang="AR-SA">رَسُوْلٌُ</span></span><span style="font-size:100%;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 72pt;"><span style="font-size:100%;">Walaupun </span><span dir="rtl" style="line-height: 115%;font-size:100%;" lang="AR-SA" ><span><span style="font-size:130%;">رُسُلٌُ</span></span></span><span style="font-size:100%;"> </span>adalah isim yang jelas mudzakar, tetapi karena ia berbentuk jamak taksir maka dapat dimasukkan dalam kategori muannast.<br /></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 72pt;"><span style="font-size:100%;">Selain yang disebutkan diatas adalah termasuk mudzakar.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 72pt;"><span style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 72pt;"><span style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: 155.95pt;"><span style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span></p>Muhajir Anshorihttp://www.blogger.com/profile/05109851398991750739noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6945784234135551037.post-48201156774628918162010-05-21T05:40:00.000-07:002010-06-23T15:41:02.254-07:00Ciri-Ciri Isim<div style="text-align: center;"><span style="font-weight: bold;">CIRI- CIRI ISIM</span><br /></div><span style="font-weight: bold;">ISIM (KATA BENDA)</span><br />Isim adalah kata benda atau suatu kata yang tidak memiliki waktu.<br />Contoh : <span style="font-weight: bold;font-size:130%;" >مُحَمَّدٌُ</span> (muhammad), <span style="font-weight: bold;font-size:130%;" >مَدْرَسَةٌُ</span> (sekolah)<br />Bagaimana cara mengidentifikasi isim (kata benda) dalam bahasa arab…?? <div class="fullpost"><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Berikut adalah ciri-cirinya :</span><br />1. Bisa menerima tanwin seperti contoh diatas.<br />2. Bisa menerima( <span style="font-size:130%;"><span style="font-weight: bold;">ا ل </span></span>)<br />Contoh : <span style="font-size:130%;"><span style="font-weight: bold;">النُّوْرُ</span></span> (Cahaya), <span style="font-size:130%;"><span style="font-weight: bold;">السَّمَآءِ</span></span> (Langit)<br />3. Bisa menerima huruf jerr<br />Huruf jer yang biasa kita jumpai diantaranya adalah:<br /><span style="font-size:130%;"><span style="font-weight: bold;">مِنْ</span></span> ( dari) <span style="font-size:130%;"><span style="font-weight: bold;">الي</span></span> (ke) <span style="font-weight: bold;font-size:130%;" >عَنْ</span> (dari) <span style="font-size:130%;"><span style="font-weight: bold;">عَلي</span></span> (diatas) <span style="font-size:130%;"><span style="font-weight: bold;">فِي </span></span> (didalam) <span style="font-size:130%;"><span style="font-weight: bold;">ب</span></span> (dengan)<br /><span style="font-size:130%;"><span style="font-weight: bold;">ل</span></span> (bagi) <span style="font-size:130%;"><span style="font-weight: bold;">ك</span></span> (seperti)<br />Contoh : <span style="font-size:130%;"><span style="font-weight: bold;">مِنَ السَّمَآءِ</span></span> (dari langit) <span style="font-size:130%;"><span style="font-weight: bold;">السَّمَآءِ </span></span>adalah merupakan isim dan karenanya ia bisa dimasuki huruf jer yaitu <span style="font-size:130%;"><span style="font-weight: bold;">مِنْ</span></span><br />4. Bisa bersambung dengan isim lain membentuk kata majemuk.<br />Contoh : <span style="font-size:130%;"><span style="font-weight: bold;">نَصْرُللهِ</span></span> (pertolongan Allah ). Merupakan 2 buah buah isim yang digabung menjadi satu dan menghasilkan satu makna.<br /><br />Catatan :<br />Tanwin dan Alif Lam merupakn tanda isim, tetapi keduanya tidak dapat berada pada satu isim secara bersamaan.<br />Contoh : <span style="font-size:130%;"><span style="font-weight: bold;">نُوْرٌ</span></span> ketika dimasuki alif lam akan menjadi <span style="font-size:130%;"><span style="font-weight: bold;">اَلنّوْرُ</span></span> (tanwin-nya hilang).<br /><br />Mengenai perbedaan antara isim yang bertanwin dan yang ber- <span style="font-size:130%;"><span style="font-weight: bold;">ال</span></span> akan dibahas pada bab isim nakiroh (kata benda umum) dan isim ma’rifat (kata benda khusus)<br /><br />Berapa jumlah isim pada kalimat atau ayat dibawah ini ….???<br />Sebutkan beserta tanda-nya<br /><br /><br /><div style="text-align: right; font-weight: bold;"><span style="font-size:180%;">وَبَشِّرِ الَّذِيْ ءَامَنُوْا وَعَمِلُوْا الصّلِحات<br /></span><span style="font-size:180%;">وَ أَنْزَلَ مِنَ السَّمَآءِ مَآءً <br /></span><span style="font-size:180%;">فَيَعْلَمُوْنَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ <br /></span><span style="font-size:180%;">لَهُمْ دَرَجَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَمَغْفِرَةٌ وَ رِزْقٌ كَرِيْمٌ</span></div><br /></div>Muhajir Anshorihttp://www.blogger.com/profile/05109851398991750739noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-6945784234135551037.post-84466380451038266912010-05-21T04:20:00.000-07:002010-05-22T07:45:15.371-07:00Pengenalan Ilmu Shorof<div style="text-align: center;"><span style="font-weight: bold;">SHOROF</span><br /></div><span style="font-weight: bold;">A. Definisi</span><br />Adalah ilmu yang mempelajari tentang perubahan kalimah (kata) ‘arobiyah mulai dari bentuk yang satu kepada bentuk yang lain untuk menghasilkan makna yang dikehendaki. Kalau dalam bahasa Indonesia bisa di analogikan dengan perubahan kata makan menjadi makanan, telah makan, sedang makan, akan makan, dimakan dll.<br /><br /><div style="text-align: justify;">Ilmu Sharaf adalah salah satu dasar ilmu yang penting dalam mempelajari Bahasa Arab. Dengan Sharaf kita bisa tahu dari mana suatu kata berasal. Sulit dicari padanan definisi shorof dalam bahasa Indonesia. Yang jelas, Sharaf adalah ilmu tentang perubahan kata dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Jika dalam Bahasa Inggris kita akan menemukan contoh berikut:<br /><br /></div><span style="font-weight: bold;">do – did – done</span><br /><span style="font-weight: bold;">go – went – gone</span><br /><br /><span style="font-weight: bold;">B. Istilah - istilah Dasar</span><br /><div style="text-align: justify;">Sebelum kita memulai, ada baiknya kita mengenal istilah-istilah dasar yang perlu diketahui dalam ilmu shorof.<br /><br /></div><span style="font-weight: bold;">1. Tashrif</span><br />Perubahan kata dari kata dasar fi’il madhi (kata kerja lampau) menjadi bentuk-bentuk yang lain.<br />Secara umum suatu kata dapat berubah sebagai berikut:<br />1. Fi'il Madhi (kata kerja lampau, past tense)-biasa disebut sebagai kata dasar<br />2. Fi'il Mudhari (kata kerja sekarang, present continuous tense)<br />3. Mashdar (Gerund)<br />4. Isim Faa'il (subjek, pelaku)<br />5. Isim Maf'ul (objek)<br />6. Fi'il Amar (kata kerja perintah)<br />7. Fi'il Nahiy (kata kerja larangan)<br /><div style="text-align: justify;">8. Isim Zaman (nama waktu), Isim Makan (nama tempat), Isim Alat (nama alat).<br />Untuk yang ke-delapan ini merupakan bentuk tashrif yang jarang ditemui, karena penggunaannya tergantung dari penggunaannya dikalangan orang Arab, dan ini tidak akan kita bahas di sini.<br /><br /></div><span style="font-weight: bold;">2. </span><span style="font-weight: bold;font-size:130%;" >وزن</span><span style="font-weight: bold;"> (Wazan /rumus)</span><br />Wazan merupakan suatu rumus baku, dimana perubahan setiap kata akan didasarkan pada rumus tersebut.<br />Wazan biasanya menggunakan kata <span style="font-weight: bold;font-size:130%;" >فَعَلَ</span><br />Lantas apa perbedaan antara tashrif dan wazan?<br />Tahsrif itu perubahannya sedangkan wazan adalah rumusnya.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">3. <span style="font-size:130%;">مَوْزُنْ</span> Mauzun</span><br />Mauzun adalah kata yang di ikutkan pada wazan.<br />Contoh : <span style="font-weight: bold;">نَصَرَ</span> merupakan mauzun yang mengikuti wazan <span style="font-weight: bold;font-size:130%;" >فَعَلَ</span><br /><br /><span style="font-weight: bold;">4. Shighot</span><br />Shighot adalah nama dari setiap kata yang berubah. Jadi fi’il madhi, fi’il mudhori’, isim masdar dan seterusnya adalah merupakan jenis-jenis shighot.<br /><span style="font-weight: bold;"><span style="font-size:130%;">فَعَلَ</span> </span> fi’il Madhi<br /><span style="font-weight: bold;font-size:130%;" >يَفْعُلُ</span> fi’il Mudhori’<span style="font-weight: bold;font-size:130%;" ></span><br /><br /><span style="font-weight: bold;">6. Tashrif Isthilah </span><br /><div style="text-align: justify;">Adalah perubahan kalimat berdasarkan shighotnya atau biasa didefinisikan sebagai tashrif mendatar karena tertera mendatar pada kitab tashrif.<br /></div><br /><span style="font-weight: bold;">7. Tashrif Lughowi </span><br />Adalah perubahan kalimat berdasarkan pelakunya. Ada 14 macam kata ganti dalam bahasa arab sehingga ada 14 macam perubahan kata berdasarkan tashrif lughowi. Perlu diingat bahwa yang dapat ditashrif secara lughowi hanyalah fi’il (kata kerja) karena hanya kata kerja yang memiliki pelalu /subyek.Muhajir Anshorihttp://www.blogger.com/profile/05109851398991750739noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6945784234135551037.post-87945430919859161552010-05-21T00:11:00.000-07:002010-05-21T00:32:57.432-07:00Nahwu, Shorof dan I'lal.Dalam mempelajari bahasa arab terdapat 3 materi pokok yang saling terkait yaitu :<br /><div style="text-align: justify;"><span style="font-weight: bold;">1. Nahwu</span> ( Grammar) : Dalam nahwu kita akan belajar bentuk-bentuk kalimah (kata) ‘arabiyah serta perubahannya ketika dalam bentuk asal maupun ketika terangkai dalam suatu kalimat. Bagaimana suatu kata yang tadinya berharokat dhommah pada saat berfungsi sebagai fa’il (subyek) akan berubah harokatnya menjadi fatah saat kita jadikan sebagai maf’ul bih (obyek). Seperti akan dibahas pula jumlah ismiyah (kalimat yang diawali dengan kata benda) maupun jumlah fi’liyah (kalimat yang diawali dengan kata kerja).Bagaimana bentuk kata kerja aktif dan kata kerja pasif serta masih ada beberapa bab lain yang cukup menarik untuk dipelajari. Kitab nahwu yang paling sering dijadikan padoman dalam pembelajaran bahasa arab adalah kitab jurumiyah.<br /></div><br /><div style="text-align: justify;"><span style="font-weight: bold;">2. Shorof</span> : Adalah ilmu yang mempelajari tentang perubahan kalimah (kata) ‘arobiyah mulai dari macam yang satu kepada macam yang lain untuk menghasilkan makna yang dikehendaki. Kalau dalam bahasa Indonesia bisa di analogikan dengan perubahan kata makan menjadi makanan, telah makan, sedang makan, akan makan, atau dimakan dll. Kitab Shorof yang biasa digunakan adalah kitab Amtsilatut Tashrifiyah. Kitab ini kecil dan praktis untuk dipelajari karena disajikan dalam bentuk yang sistematis. Namun dalam belajar ilmu shorof diperlukan sedikit keuletan karena didalamnya cukup banyak yang harus dihafal.<br /></div><br /><div style="text-align: justify;"><span style="font-weight: bold;">3. I’lal</span> : Dalam aturan penulisan kalimah (kata) ‘arabiyah terdapat beberapa aturan atau kaidah yang harus kita taati. Sehingga seringkali kita akan menjumpai suatu kalimah yang ditulis berbeda dengan yang seharusnya tertulis. Seperti contoh kita sering menjumpai kata Qaala (telah berkata), sebenarnya kata Qaala itu ditulisnya Qawala karena ia adalah fi’il (kata kerja) yang terdiri dari 3 huruf yaitu Qof, wawu dan lam. Akan tetapi wawu harus diganti dengan alif karena berdasarkan kaidah I’lal pertama yang berbunyi “ apabila ada wawu berharokat jatuh setelahnya fatah maka wawu tersebut harus diganti dengan alif” Sehingga kata Qawala berubah menjadi Qaala. Kaidah yang tersebut diatas adalah salah satu contoh kaidah I’lal yang dapat dipelajari dalam kitab Qowa’idul I’lal.<br /><br /></div>Sebaiknya baik nahwu, shorof maupun I’lal harus kita pelajari secara bersama. Karena ilmu yang satu bersifat mendukung ilmu yang lain.<br /><br />Insya Allah dalam blog ini kita akan mencoba untuk berdiskusi tentang ke-3 materi diatas. Oleh karena itu saran, kritik membangun serta sharing ilmu dari tema2 sangat kami harapkan.Muhajir Anshorihttp://www.blogger.com/profile/05109851398991750739noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6945784234135551037.post-24687155854023795232010-05-20T20:51:00.000-07:002010-05-22T07:32:22.954-07:00Pentingnya Belajar Bahasa Arab<div style="text-align: center; font-weight: bold;">PENTINGNYA BELAJAR BAHASA ARAB<br /></div><div style="text-align: justify;">Sebagian orang menganggap bahwa belajar ilmu tata bahasa arab sangat sulit, rumit, membosankan, membutuhkan waktu yang lama dalam mempelajarinya, dan hanya orang yang belajar di pondok pesantren saja yang sanggup menguasainya. Benarkah demikian...?<br /><br />Imam Asy-Syafi’i mengatakan, Manusia menjadi buta agama, bodoh dan selalu berselisih paham lantaran mereka meninggalkan bahasa Arab, dan lebih mengutamakan konsep Aristoteles. (Siyaru A’lamin Nubala, 10/74.)<br /></div><div style="text-align: justify;">Itulah ungkapan Imam Syafi’i buat umat, agar kita jangan memarginalkan bahasa kebanggaan umat Islam. Seandainya sang imam menyaksikan sikap umat sekarang ini terhadap bahasa Arab, tentulah keprihatinan beliau akan semakin memuncak.<br /></div><div style="text-align: justify;">Bahasa Arab berbeda dengan bahasa-bahasa lain yang menjadi alat komunikasi di kalangan umat manusia. Ragam keunggulan bahasa Arab begitu banyak. Idealnya, umat Islam mencurahkan perhatiannya terhadap bahasa ini. Baik dengan mempelajarinya untuk diri mereka sendiri ataupun memfasilitasi dan mengarahkan anak-anak untuk tujuan tersebut.<br /></div><div style="text-align: justify;">Di masa lampau, bahasa Arab sangat mendapatkan tempat di hati kaum muslimin. Ulama dan bahkan para khalifah tidak melihatnya dengan sebelah mata. Fashahah (kebenaran dalam berbahasa) dan ketajaman lidah dalam berbahasa menjadi salah satu indikasi keberhasilan orang tua dalam mendidik anaknya saat masa kecil.<br /></div><div style="text-align: justify;">Redupnya perhatian terhadap bahasa Arab nampak ketika penyebaran Islam sudah memasuki negara-negara ‘ajam (non Arab). Antar ras saling berinteraksi dan bersatu di bawah payung Islam. Kesalahan ejaan semakin dominan dalam perbincangan. Apalagi bila dicermati realita umat Islam sekarang pada umumnya, banyak yang menganaktirikan bahasa Arab. Yang cukup memprihatinkan, para orang tua kurang mendorong anak-anaknya agar dapat menekuni bahasa Arab ini.<br /></div><span style="font-weight: bold;">Keistimewaan Bahasa Arab</span><br /><span style="font-weight: bold;">1. Bahasa Arab adalah bahasa Al Quran.</span><br />Allah ta’ala berfirman: “Sesungguhnya Kami telah menjadikan Al-Quran dalam bahasa Arab, supaya kalian memahaminya.” (QS. Az Zukhruf: 3)<br /><span style="font-weight: bold;">2. Bahasa Arab adalah bahasa Nabi Muhammad dan bahasa verbal para sahabat.</span><br />Hadits-hadits Nabi yang sampai kepada kita dengan berbahasa Arab. Demikian juga kitab-kitab fikih, tertulis dengan bahasa ini. Oleh karena itu, penguasaan bahasa Arab menjadi pintu gerbang dalam memahaminya.<br /><span style="font-weight: bold;">3. Susunan kata bahasa Arab tidak banyak.</span><br />Kebanyakan terdiri atas susunan tiga huruf saja. Ini akan mempermudah pemahaman dan pengucapannya.<br /><span style="font-weight: bold;">4. Indahnya kosakata Arab.</span><br />Orang yang mencermati ungkapan dan kalimat dalam bahasa Arab, ia akan merasakan sebuah ungkapan yang indah dan gamblang, tersusun dengan kata-kata yang ringkas dan padat.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Petunjuk Urgensi Belajar Bahasa Arab</span><br /><span style="font-weight: bold;">1. Teguran Keras Terhadap Kekeliruan Dalam Berbahasa</span><br /><div style="text-align: justify;">Berbahasa yang baik dan benar sudah menjadi tradisi generasi Salaf. Oleh karena itu, kekeliruan dalam pengucapan ataupun ungkapan yang tidak seirama dengan kaidah bakunya dianggap sebagai cacat, yang mengurangi martabat di mata orang banyak. Apalagi bila hal itu terjadi pada orang yang terpandang.<br />Ibnul Anbari menyatakan: “Bagaimana mungkin perkataan yang keliru dianggap baik…? Bangsa Arab sangat menyukai orang yang berbahasa baik dan benar, mereka memandang orang-orang yang keliru dengan sebelah mata dan menyingkirkan mereka”.<br />Umar bin Khaththab pernah mengomentari cara memanah beberapa orang dengan berucap: “Alangkah buruk bidikan panah kalian”. Mereka menjawab, “Nahnu qawmun muta’alimiina (kami adalah para pemula)”, (Seharusnya: Nahnu Qawmun Muta’alimuuna - mereka salah dalam bahasa -ed) maka Umar berkata, “Kesalahan berbahasa kalian lebih fatal menurutku daripada buruknya bidikan kalian…” (Al Malahin, karya Ibnu Duraid Al Azdi, hlm. 72)<br /></div><span style="font-weight: bold;">2. Perhatian Salaf Terhadap Bahasa Arab</span><br /><div style="text-align: justify;">Umar bin Khaththab pernah menulis surat kepada Abu Musa yang berisi pesan: “Amma ba’du, pahamilah sunnah dan pelajarilah bahasa Arab”.<br />Pada kesempatan lain, beliau mengatakan: “Semoga Allah merahmati orang yang meluruskan lisannya (dengan belajar bahasa Arab)”.<br />Pada kesempatan lain lagi, beliau menyatakan: “Pelajarilah agama, dan ibadah yang baik, serta dalamilah bahasa Arab”.<br />Beliau juga mengatakan: “Pelajarilah bahasa Arab, sebab ia mampu menguatkan akal dan menambah kehormatan”. (Tarikh Umar bin Khathab, karya Ibnul Jauzi, 225)<br />Para ulama tidak mengecilkan arti bahasa Arab. Mereka tetap memberikan perhatian yang besar dalam menekuninya, layaknya ilmu syar’i lainnya. Sebab bahasa Arab adalah perangkat dan sarana untuk memahami ilmu syariat.<br />Imam Syafi’i pernah berkata: “Aku tinggal di pedesaan selama dua puluh tahun. Aku pelajari syair-syair dan bahasa mereka. Aku menghafal Al Qur’an. Tidak pernah ada satu kata yang lewat olehku, kecuali aku memahami maknanya”.<br />Imam Syafi’i telah mencapai puncak dalam penguasaan bahasa Arab, sehingga dijuluki sebagai orang Quraisy yang paling fasih pada masanya. Dia termasuk yang menjadi rujukan bahasa Arab.<br />Ibnul Qayyim juga dikenal memiliki perhatian yang kuat terhadap bahasa Arab. Beliau mempelajari dari kitab Al Mulakhkhash karya Abul Baqa’, Al Jurjaniyah, Alfiyah Ibni Malik, Al Kafiyah Asy Syafiah dan At Tashil, Ibnul Fathi Al Ba’li. Beliau juga belajar dari Ali bin Majd At Tusi.<br />Ulama lain yang terkenal memiliki perhatian yang besar terhadap bahasa Arab adalah Imam Syaukani. Ulama ini menimba ilmu nahwu dan sharaf dari tiga ulama sekaligus, yaitu: Sayyid Isma’il bin Al Hasan, ‘Allamah Abdullah bin Ismail An Nahmi, dan ‘Allamah Qasim bin Muhammad Al Khaulani.<br /></div><span style="font-weight: bold;">3. Anak-Anak Khalifah Juga Belajar Bahasa Arab</span><br /><div style="text-align: justify;">Para khalifah, dahulu juga memberikan perhatian besar terhadap bahasa Arab. Selain mengajarkan pada anak-anak dengan ilmu-ilmu agama, mereka juga memberikan jadwal khusus untuk memperdalam bahasa Arab dan sastranya. Motivasi mereka, lantaran mengetahui nilai positif bahasa Arab terhadap gaya ucapan mereka, penanaman budi pekerti, perbaikan ungkapan dalam berbicara, modal dasar mempelajari Islam dari referensinya. Oleh karena itu, ulama bahasa Arab juga memiliki kedudukan dalam pemerintahan dan dekat dengan para khalifah. Para pakar bahasa menjadi guru untuk anak-anak khalifah.<br />Al Ahmar An Nahwi berkata, “Aku diperintahkan Ar Rasyid untuk mengajarkan sastra Arab kepada anaknya, Muhammad Al Amin. Al Makmun dan Al Amin juga pernah dididik pakar bahasa yang bernama Abul Hasan ‘Ali bin Hamzah Al Kisai yang menjadi orang dekat Khalifah. Demikian juga pakar bahasa lain yang dikenal dengan Abu Ishaq Ibrahim bin Muhammad bin As Sari mengajari anak-anak Khalifah AlMu’tadhid pelajaran bahasa Arab. Juga Abu Qadim Abu Ja’far Muhammad bin Qadim mengajari Al Mu’taz sebelum memegang tampuk pemerintahan”.<br />Bahasa Arab adalah bahasa yang terbaik di dunia, karena Allah memilihnya menjadi bahasa yang digunakan di dalam kitab-Nya yang mulia. Selain itu, bahasa Arab memang memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap pendidikan. Terutama dalam memahami Islam dengan baik dan benar. Hendaknya kaum muslimin bersemangat dalam mempelajarinya. Semoga saja.<br /><br /></div><span style="font-weight: bold;"></span><br />Diangkat dari <span style="font-style: italic;">Al Atsaru At Tarbawiyah Li Dirasati Al Lughah Al ‘Arabiyyah</span>, karya <span style="font-weight: bold;">Dr. Khalid bin Hamid Al Hazimi</span>, dosen Fakultas Dakwah dan Ushuluddin Universitas Islam Madinah. Majalah jami’ah Islamiyyah, edisi 125 Th. 1424 H. Disalin dari Majalah As-Sunnah edisi 02/IX/1426H, Rubrik Baituna, hal. 05 - 08.Muhajir Anshorihttp://www.blogger.com/profile/05109851398991750739noreply@blogger.com0