Jumat, 21 Mei 2010

Nahwu, Shorof dan I'lal.

Dalam mempelajari bahasa arab terdapat 3 materi pokok yang saling terkait yaitu :
1. Nahwu ( Grammar) : Dalam nahwu kita akan belajar bentuk-bentuk kalimah (kata) ‘arabiyah serta perubahannya ketika dalam bentuk asal maupun ketika terangkai dalam suatu kalimat. Bagaimana suatu kata yang tadinya berharokat dhommah pada saat berfungsi sebagai fa’il (subyek) akan berubah harokatnya menjadi fatah saat kita jadikan sebagai maf’ul bih (obyek). Seperti akan dibahas pula jumlah ismiyah (kalimat yang diawali dengan kata benda) maupun jumlah fi’liyah (kalimat yang diawali dengan kata kerja).Bagaimana bentuk kata kerja aktif dan kata kerja pasif serta masih ada beberapa bab lain yang cukup menarik untuk dipelajari. Kitab nahwu yang paling sering dijadikan padoman dalam pembelajaran bahasa arab adalah kitab jurumiyah.

2. Shorof : Adalah ilmu yang mempelajari tentang perubahan kalimah (kata) ‘arobiyah mulai dari macam yang satu kepada macam yang lain untuk menghasilkan makna yang dikehendaki. Kalau dalam bahasa Indonesia bisa di analogikan dengan perubahan kata makan menjadi makanan, telah makan, sedang makan, akan makan, atau dimakan dll. Kitab Shorof yang biasa digunakan adalah kitab Amtsilatut Tashrifiyah. Kitab ini kecil dan praktis untuk dipelajari karena disajikan dalam bentuk yang sistematis. Namun dalam belajar ilmu shorof diperlukan sedikit keuletan karena didalamnya cukup banyak yang harus dihafal.

3. I’lal : Dalam aturan penulisan kalimah (kata) ‘arabiyah terdapat beberapa aturan atau kaidah yang harus kita taati. Sehingga seringkali kita akan menjumpai suatu kalimah yang ditulis berbeda dengan yang seharusnya tertulis. Seperti contoh kita sering menjumpai kata Qaala (telah berkata), sebenarnya kata Qaala itu ditulisnya Qawala karena ia adalah fi’il (kata kerja) yang terdiri dari 3 huruf yaitu Qof, wawu dan lam. Akan tetapi wawu harus diganti dengan alif karena berdasarkan kaidah I’lal pertama yang berbunyi “ apabila ada wawu berharokat jatuh setelahnya fatah maka wawu tersebut harus diganti dengan alif” Sehingga kata Qawala berubah menjadi Qaala. Kaidah yang tersebut diatas adalah salah satu contoh kaidah I’lal yang dapat dipelajari dalam kitab Qowa’idul I’lal.

Sebaiknya baik nahwu, shorof maupun I’lal harus kita pelajari secara bersama. Karena ilmu yang satu bersifat mendukung ilmu yang lain.

Insya Allah dalam blog ini kita akan mencoba untuk berdiskusi tentang ke-3 materi diatas. Oleh karena itu saran, kritik membangun serta sharing ilmu dari tema2 sangat kami harapkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar